Esposin, SOLO -- Pembangunan underpass Transito Solo melambat hampir dua persen dari target seharusnya pada pekan ini.
Bangunan pendamping flyover Purwosari itu rencananya bisa fungsional pada akhir Oktober atau awal November. Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR Solo, Joko Supriyanto, mengatakan perlambatan itu karena pipa tanam PDAM Solo yang tertinggal.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Kendalanya dulu pemindahan pipa, nah sekarang kami minta pipa yang tertinggal itu untuk dicabut,” kata Joko kepada Esposin melalui telepon, Rabu (2/9/2020).
Ambulans Keluar Masuk Aspol Manahan Solo, Ada Apa?
Kendala lainnya yang membuat pembangunan underpass Transito Solo melambat adalah perjalanan kereta api yang mulai aktif kembali. Sebelumnya perjalanan KA sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Kendati PT KAI telah memasang semboyan larangan kecepatan kereta api melebihi 30 km lewat ruas rel itu, pelaksana proyek wajib menghentikan pekerjaan saat kereta api melintas.
Saat ini, pelaksana tengah mengecor dinding terowongan atau wing wall. “Sudah selesai [konstruksi] yang berhubungan dengan perjalanan kereta api. Tapi, lantai terowongannya belum selesai. Pekerjaan sesudah dinding terowongan itu akan menyasar lantainya,” jelasnya.
Pembangunan Tahap II
Joko memperkirakan pembangunan underpass Transito solo itu rampung akhir bulan ini. Sehingga instansi terkait bisa mengecek konstruksi bangunan apabila underpass hendak fungsional.Meski begitu, Joko mengatakan bisa jadi pengecekan itu menunggu pembangunan tahap kedua sekalian. DPUPR mendapatkan anggaran APBD Perubahan senilai Rp1,5 miliar untuk tahap II itu.
Anggaran itu untuk penerangan, pengaspalan, perbaikan saluran drainase, ram pelindung pedestrian, dan sebagainya. "Kalau Dishub tidak mengizinkan fungsional, kami lebih enak karena lebih nyaman melaksanakan pembangunan tahap kedua,” terang Joko.
Tambah 2 Lagi Pasien Positif Covid-19 Solo Meninggal Dunia, Total Jadi 19 Orang
Sebagai informasi, proyek pembangunan underpass Transito Solo menyedot anggaran senilai Rp4,7 miliar pada tahap pertama. Jalur tersebut sebagai akses pengendara sepeda motor dan kendaraan nonmotor dari sisi timur rel kereta api Purwosari ke sisi barat maupun sebaliknya.
“Pembangunan tahap kedua paling tidak 1,5 bulan, sehingga kalau fungsional penuh setelah pembangunan tahap kedua rampung, mungkin sekitar Desember,” tandasnya.