Esposin, SUKOHARJO -- Pemerintah Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo terus berupaya mendongkrak potensi desa melalui branding jambu airnya. Potensi desa tersebut dikemas dalam Pranan Jambu Festival 2023 yang digelar selama sepekan pada Senin (28/8/2023) hingga Minggu (3/9/2023). Kegiatan tersebut secara resmi dibuka dengan kirab budaya pada Selasa (29/8/2023).
Kepala Desa Pranan, Sarjanto, mengatakan kegiatan tersebut merupakan puncak perayaan panen jambu. Kirab Budaya dimeriahkan oleh seluruh warga Desa Pranan yang berjumlah sekitar 1.000-an orang yang terdiri dari banyak elemen.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
"Konsep acaranya tetap seputar jambu, kirab budaya ini menempuh jarak 1 km keliling kampung agar lebih meriah. Juga disediakan 4 gunungan jambu air dari 4 RW yang ada di Desa Pranan," ungkap Sarjanto, di tengah kegiatan kirab budaya.
Dalam kirab budaya tersebut sejumlah warga berdandan meriah. Ada yang mengenakan pakaian jadul, menggunakan aksesoris buatan tangan, hingga seragam sekolah yang dikenakan para orang tua. Sarjanto membeberkan selama sepekan sejak Senin telah digelar pasar malam di lapangan desa setempat.
Sementara pada Selasa sejumlah kegiatan seperti kirab budaya, gejug lesung, tari kebo kinul, reog ponorogo, pertunjukan gerak lagu dari anak-anak TK turut disajikan. Puisi Jawa atau yang dikenal dengan geguritan, tari jaimasan, musik putra daerah, dolanan bocah dan wayang jemblung juga turut memeriahkan acara.
Sebelumnya juga telah diadakan beberapa kegiatan seperti lomba sepeda bronjong sisih dan juga memetik jambu air bersama. "Tidak sampai hari ini saja pada Rabu (30/8/2023) juga akan dimeriahkan tari merak, tari codot, barongsai, athena dance, kroncong, kabisami dan fajar merah. Ada juga stan UMKM oleh semua pengusaha di Desa Pranan diperuntukkan secara gratis untuk sekitar 50 warga lebih. Bagi warga dari desa wilayah lain juga dipersilakan mampir untuk menyaksikan pertunjukan," ajak Sarjanto.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan semangat para warga desa. Mengingat jambu air yang ada di desa tersebut menjadi tumpuan perokonomian warga. Sedikitnya sejumlah 3.500 pohon jambu telah tertanam di Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo serta telah berhasil menghidupi warga desa setempat. Setiap rumah warga di 16 RT di desa setempat rata-rata telah menanam pohon jambu minimal satu pohon dalam satu rumah.
Dalam setahun para petani jambu dapat memanen hingga empat kali. Masa panen jambu-jambu tersebut tak lantas bisa dipanen dalam waktu bersamaan. Rata-rata setiap dua hari sekali masing-masing pohon bisa dipanen dengan total buah per pohon sekitar 1 kwintal.
Panen Raya
Sarjanto mengungkapkan musim panen kali ini menghasilkan cukup banyak buah jambu yang dipanen bertahap. Panen pada musim kedua telah dilakukan sejak pertengahan Juli hingga awal September 2023 mendatang.Ia mengungkapkan warga Pranan hampir 80%nya menggantungkan hidup menjadi bakul buah. Mereka selain menjadi penjual juga berupaya membudidayakan tanaman buah.
Rata-rata para warga yang menjadi bakul buah ada yang menjualnya melalui eceran ada pula yang memilih menjadi tengkulak. Selain di Soloraya jambu-jambu asal Desa Pranan itu juga dijual ke Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota/kabupaten lain di sekitar Sukoharjo.
Dari potensi tersebut Sarjanto mengungkapkan tak hanya penjualan jambu yang menjadi sumber pundi-pundi warga. Namun multiplayer effect juga terjadi lantaran ada pula warga yang memilih menjual perlengkapan memanen. Di antaranya seperti bronjong dengan kekuatan khusus untuk menampung bobot buah, hingga tongkat pemetik buah yang telah dimodifikasi dengan kain agar kulit jambu tak rusak dan mudah busuk.