Esposin, SUKOHARJO–Pengurus DPC PKB Sukoharjo melempar sinyal merapat ke poros koalisi PDIP-Gerindra dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sukoharjo 2024. Apabila PKB bergabung dengan koalisi PDIP-Gerindra maka dipastikan pembentukan poros ketiga berpotensi gagal.
Informasi yang dihimpun Espos.id, Jumat (21/6/2024), struktural DPC PKB Sukoharjo dan struktural DPC PDIP Sukoharjo telah melakukan beberapa kali pertemuan untuk membahas koalisi partai. Pertemuan kedua pengurus partai kali terakhir digelar di kawasan Solo Baru pada beberapa waktu lalu.
Promosi Kompetisi BRI Liga 1 Ciptakan Perputaran Ekonomi hingga Rp10,4 Triliun
Waktu pertemuan itu selang beberapa hari setelah struktural DPC Partai Gerindra Sukoharjo bertemu dengan DPC PDIP Sukoharjo di lokasi yang sama.
Partai Gerindra dan PDIP telah meneken kerja sama politik menyongsong hajatan demokrasi terbesar di Kabupaten Jamu. Dalam kerja sama politik itu ada beberapa kesepakatan atau konsensus, yakni mengusung calon bupati dari PDIP dan wakil bupati dari Partai Gerindra.
Selain itu, poros koalisi PDIP-Gerindra membuka pintu selebar-lebarnya untuk parpol lain yang ingin bergabung.
"Kami telah melakukan komunikasi politik dan pertemuan empat mata dengan pengurus PDIP Sukoharjo. Termasuk membicarakan bagaimana membangun Sukoharjo lebih baik dan menyejahterakan masyarakat," kata Ketua Desk Pilkada DPC PKB Sukoharjo, Suhardi, saat berbincang dengan Espos.id, Jumat.
Anggota DPRD Sukoharjo ini melempar sinyal bergabung dengan poros koalisi PDIP-Gerindra dalam pilkada.
Ada beberapa konsensus politik yang disepakati dalam membangun koalisi tersebut. Kesepakatan kerja sama politik itu menjadi dasar utama membangun poros koalisi dalam mengarungi kontestasi pilkada di Kabupaten Jamu.
Namun, Suhardi enggan membeberkan secara jelas kerja sama politik yang telah disepakati kedua struktural partai.
"Draf kerja sama politik masih disusun. Nanti, teman-teman media akan diundang saat penandatanganan kerja sama politik. Kurang lebih kesepakatan kerja sama hampir sama dengan Partai Gerindra," kata dia.
Apabila PKB resmi bergabung ke poros koalisi PDIP-Gerindra maka dipastikan wacana pembentukan poros ketiga dalam Pilkada Sukoharjo berpotensi gagal.
PKB, PKS dan Partai Nasdem merupakan parpol koalisi poros perubahan dalam Pilpres 2024. Ketiga parpol itu sepakat membangun komunikasi politik untuk menjaring figur potensial maupun menjajaki koalisi dengan parpol lain.
Tak menutup kemungkinan, ketiga parpol itu membentuk poros baru dalam konstelasi politik Pilkada Sukoharjo. Selain poros PDIP-Gerindra, koalisi Partai Golkar dan PAN terlebih dahulu membentuk koalisi dengan mengusung Harjanto sebagai bakal calon bupati (cabup).
Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo, Nurjayanto, mengatakan tak memungkiri bakal ada parpol lain yang bergabung ke poros PDIP-Gerindra. Hal ini sesuai kerja sama yang disepakati dengan struktural Partai Gerindra Sukoharjo.
Mantan Ketua DPRD Sukoharjo ini mengatakan butuh kerja sama dan partisipasi pihak lain dalam membangun Sukoharjo agar lebih maju, berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat selama lima tahun mendatang.
"Kami sudah berkomunikasi dengan pengurus PKB Sukoharjo. Intinya, kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk parpol lain yang ingin bergabung," ujar dia.