Esposin, SOLO--PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai subholding upstream Pertamina harus meningkatkan kinerja yang mendukung ketahanan energi nasional. Berbagai cara harus dilakukan perusahaan tersebut.
Salah satu cara dengan eksplorasi baru guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Strategi yang kokoh tentang transisi energi ini mutlak dibutuhkan, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Pendapat itu disampaikan Anggota DPR dari Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah, melalui siaran persnya, Kamis (18/5/2023).
"PHE diharapkan memiliki strategi yang kokoh transisi energi melalui peningkatan pemanfaatan energi gas ramah lingkungan," ungkap dia.
Anggota Komisi IV DPR itu menjelaskan poin yang dia maksud termasuk program dekarbonisasi dan inovasi teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan Carbon Capture Storage (CCS). Program karbonisasi itu secara progresif memperkuat penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Bahan bakar ini menggantikan bahan bakar fosil. "Dekarbonisasi ini harus didukung oleh semua kalangan karena bukan hanya secara signifikan mampu mengurangi emisi, tapi sekaligus menjamin ketersediaan dan ketahanan energi secara mandiri," urai legislator dari Dapil IV Jawa Tengah (Jateng) tersebut.
Luluk menekankan pentingnya dukungan serius dari semua pihak untuk mendukung komitmen Indonesia yang telah menetapkan target emisi net zero pada 2060.
Selain itu pengurangan emisi 32% pada 2030. Pengurangan emisi karbon bisa dilakukan baik pada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi minyak dan gas bumi.
Luluk mengatakan, sebagai perusahaan negara, PHE harus menjadi pelopor transisi energi. Sebab PHE merupakan kontributor utama produksi migas nasional. Pada tahun 2022, PHE memberikan kontribusi sebesar 68% produksi minyak nasional dan 34% produksi gas nasional.