Esposin, KLATEN – Masjid Agung Al Aqsha Klaten memiliki ikon baru. Pada kompleks masjid yang berlokasi di tepi jalan raya Jogja-Solo, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara tersebut dilengkapi pohon kurma.
Penanaman pohon kurma digelar Senin (15/2/2021). Ada sembilan pohon kurma yang ditanam diantara pepohonan lainnya yang ada di kawasan masjid itu. Pohon kurma yang ditanam merupakan hibah dari seorang pria asal Aceh yang berdomisili di Kota Solo, Razali Ismail Ubit.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan pohon kurma itu menjadi ikon baru di Masjid Agung Al Aqsha Klaten. Dia berharap penambahan ikon itu semakin menarik minat warga beribadah sekaligus berwisata di Masjid Agung Al Aqsha Klaten.
Baca Juga: Ternyata Luweng di Desa Joho Wonogiri Sudah Banyak, Kenapa Cari yang Sudah Hilang?
“Sesuai nama besarnya, kami berharap Masjid Agung Al Aqsha bisa mempersatukan seluruh umat dengan segala perbedaan yang ada,” kata Mulyani saat ditemui wartawan seusai penanaman pohon, Senin.
Pohon kurma itu dharapkan bisa menjadi obat rindu warga Klaten dan sekitarnya. Pasalnya, warga Indonesia untuk sementara waktu belum bisa melaksanakan ibadah haji maupun umrah lantaran pandemi Covid-19.
“Sekarang kan lagi dilarang untuk umrah dan haji. Bagi masyarakat yang kangen suasana Masjid Nabawi maupun Mekah, bisa datang ke sini setidaknya melihat pohon kurmanya,” ungkap Mulyani.
Mulyani mengatakan untuk sementara waktu sembilan pohon kurma itu dirawat sembari melihat pertumbuhan tanaman tersebut ketika ditanam di kawasan Masjid Agung Al Aqsha Klaten. “Kalau nanti cocok dengan kondisi tanah di sini, mau metik kurma tidak perlu jauh-jauh. Cukup di Klaten saja. Tetapi jangan lupa ibadahnya,” kata dia.
Timur Tengah
Sementara itu, Razali mengatakan pilihannya untuk menghibahkan pohon kurma ke Masjid Agung Al Aqsha Klaten menyusul masjid megah tersebut memiliki konsep bangunan seperti masjid di timur tengah.“Oleh karena itu kami implementasikan di sini dan 10 tahun ke depan mungkin suasananya seperti di timur tengah,” kata pria yang mengaku memiliki latar belakang sebagai akademisi dan pengusaha.
Baca Juga: Jateng Klaim Bebas Zona Merah Covid-19, Berkat PPKM dan Jateng di Rumah Saja?
Razali mengatakan ada dua jenis pohon kurma yang ditanam salah satunya zoha. Dia menegaskan bakal rutin membantu perawatan pohon-pohon yang sudah ditanam sekali dalam sebulan.
“Saya bantu perawatan agar bisa tumbuh. Ini tanaman sendiri dari kebun. Tiga sampai 10 tahun mendatang mudah-mudahan sudah bisa berbuah. Harapan saya kedepan masjid ini menjadi masjid islami dan berikon pariwisata di Soloraya,” urai dia.