Esposin, SOLO -- Pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau yang kini disebut Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Putri Cempo Solo telah memindahkan lokasi pembuangan limbah hasil pengolahan sampah ke area yang tidak berdekatan dengan permukiman warga.
Sebelumnya sejumlah pemulung sempat melakukan aksi protes kepada pengelola PSEL terkait pemilihan lokasi pembuangan limbah hasil olahan sampah yang dinilai terlalu dekat dekat permukiman pada Rabu (25/9/2024).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Salah satu pegawai staf pengelola PSEL Putri Cempo, Azriel, saat ditemui Espos di kantornya, Jumat (27/9/2024), membenarkan pada Rabu sejumlah pemulung melakukan aksi protes terkait pemilihan lokasi pembuangan limbah. Menurut dia, limbah itu selama ini dibuang di sisi selatan TPA Putri Cempo yang lokasinya berdekatan dengan jalan dan permukiman.
“Iya, kemarin memang ada protes dari pemulung yang kebetulan tinggalnya di dekat lokasi pembuangan limbah. Kami diberikan waktu dua hari untuk memindahkan dan sudah kami lakukan,” kata Azriel.
Azriel menjelaskan limbah hasil pengolahan sampah menjadi listrik tersebut berbentuk seperti bubuk arang berwarna hitam. Sebelum digunakan sebagai alas dasar sampah baru perlu dikeringkan terlebih dahulu.
“Kemarin itu memang limbah tersebut rencananya dikeringkan dulu sebelum digunakan sebagai alas dasar sampah-sampah yang baru. Agar nantinya limbah bubuk itu bisa menyerap air-air di sampah yang baru,” jelas dia.
Ditanya soal upaya agar tidak terjadi protes lagi, Azriel mengatakan saat ini pengelola PSEL tengah mencari lokasi pembuangan yang ideal. Sehingga nantinya tidak dibuang atau ditempatkan di dekat permukiman warga.
Pantauan Espos di lokasi pembuangan limbah yang diprotes warga sudah tidak ada limbah lagi. Limbah sudah dipindahkan ke area timur PSEL dengan menggunakan sejumlah alat berat.