Esposin, WONOGIRI — PT Regarsport Industri Indonesia di Kabupaten Wonogiri bermetamorfosis dari industri rumahan menjadi industri besar hanya dalam tempo lebih kurang tujuh tahun.
PT PLN (Persero) memiliki peran sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan yang bergerak di bidang sandang, seperti jersi dengan pemasaran 100 persen dalam jaringan (daring) itu.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Hal itu disampaikan pemilik PT Regarsport Industri Indonesia, Jumariyanto, dalam acara Solopos Virtual Talkshow Electrifying UKM yang disiarkan langsung melalui akun Youtube Solopostv, Rabu (15/12/2021) pukul 16.00 WIB-17.30 WIB.
Jumariyanto merupakan penerima penghargaan Wirausaha Tangguh 2021 kategori Wirausaha Niaga Tangguh (Gold Appreciation) dari PT PLN (Persero), Selasa (30/11/2021) lalu.
Acara yang dibawakan Direktur Bisnis dan Konten Solopos Media Group, Suwarmin itu menghadirkan Komisaris PT PLN (Persero), Eko Sulistyo dan General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, H. Irwansyah Putra.
Jumariyanto mengatakan, PLN adalah saksi saat Regarsport berdiri pada 2014 masih menjadi usaha mikro, setahun kemudian tumbuh menjadi usaha kecil, dua tahun selanjutnya tumbuh menjadi usaha menengah, dan pada 2021 ini secara statistik tumbuh menjadi usaha besar.
Baca Juga: Inilah Jumariyanto, Pengusaha Wonogiri yang Diganjar Penghargaan PLN
Dia menceritakan, awalnya Regarsport menyerap daya listrik 5.500 kilo volt ampere (kva). Listrik itu untuk memenuhi kebutuhan produksi di pabrik konfeksi kecil di dekat rumahnya di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri yang sebelumnya merupakan garasi.
Saat itu target kapasitas produksi satu lusin/hari dengan jumlah karyawan 10 orang.
Seiring berjalannya waktu bisnis tumbuh pesat sehingga Jumariyanto membangun pabrik di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Sebelum Covid-19 mewabah atau pada 2019 Regarsport menggunakan listrik sebesar 133.000 kva untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasional usaha di pabrik tersebut.
Selama pandemi Covid-19 pada 2020 Regarsport berusaha bertahan. Untungnya sejak awal usaha Regarsport berbasis online. Itu sebabnya Regarsport cepat beradaptasi saat kondisi krisis mendera. Pada akhir 2020 Regarsport menghadapi ledakan pasar. Sebelumnya kapasitas produksi di angka 180 lusin setel/hari. Pada akhirnya 2020 naik menjadi 250 lusin setel/hari.
“Karena itu mau enggak mau kami harus menambah daya. Kemudian pada 2021 ini kami menaikkan daya menjadi 230.000 kva. Setelah daya bertambah kapasitas produksi kami sudah mencapai 300 lusin setel/hari. Dengan daya listrik itu kami menargetkan ke depan produksi bisa mencapai 1.000 lusin setel/hari,” ujar lelaki 40 tahun itu.
Baca Juga: PLN Solo Ungkap Berbagai Penyebab Listrik Padam, Salah Satunya Tokek
Dia melanjutkan, Regarsport memiliki 15 titik garmen yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Titik-titik garmen berbasis rumah tangga itu terletak di wilayah pelosok yang berjarak 30 km-40 km dari tempat produksi utama.
Setiap titik garmen terdapat 16-21 unit mesin jahit sehingga membutuhkan daya listrik di atas rata-rata rumah tangga. Selama ini kebutuhan listrik di titik garmen selalu terpenuhi.
“Kami juga mengembangkan jaringan marketing atau reseller. Pada 2021 sudah ada 80.000 reseller yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Itu belum termasuk jaringan marketing di tataran unit dan cabang. Semua merupakan kantor virtual dengan sistem terintegrasi. Tentu ini membutuhkan daya listrik yang tak sedikit. Artinya, usaha ini bisa berkembang tak terlepas dari kontribusi PLN,” tutur Jumariyanto.
Komisaris PT PLN (Persero), Eko Sulistyo, PLN menjalankan Program Electrifying Agriculture untuk meningkatkan produktivitas usaha. Program tersebut tidak hanya menyasar petani tetapi juga peternak, nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku UMKM.
Sementara itu, GM PLN UID Jateng dan DIY, H. Irwansyah Putra, mengatakan, listrik bukan sekadar untuk penerangan, tetapi untuk kehidupan yang lebih baik. Pada masa pandemi Covid-19 ini PLN melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengingat ekonomi sedang menurun.