Esposin, SOLO -- Beberapa pedagang kaki lima (PKL) kembali berjualan di tepi Jl. Monginsidi Solo. Para PKL tersebut sempat meliburkan diri setelah lapak mereka dibongkar petugas Dinas Perdagangan (Disdag) Solo pada Senin (17/7/2017).
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pantauan Nasib serupa dialami juga para PKL di sekitar Universitas Kristen Solo, SMAN 1 Solo, maupun SMP Warga Solo yang tidak bisa lagi berjualan di lapak semipermanen. Para PKL memanfaatkan meja, kain, atau terpal untuk dijadikan lapak berjualan. Seorang PKL di Jl. Monginsidi Solo, Sunarti, 60, berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo segera memberikan bantuan gerobak. PKL kerepotan setiap hari harus membereskan barang dagangan yang ditata menggunakan meja. "Saya sudah menyampaikan permohonan kepada petugas agar bisa diberi gerobak. Saya katakan permintaan itu saat petugas datang membongkar lapak. Tapi sampai sekarang belum ada kepastian. Saya belum menerima pemberitahuan atau panggilan dari Pemkot. Yang jelas saya tidak memilih pindah berjualan di pasar," kata Sunarti, Jumat.
PKL lainnya, Sarjem, 60, juga menanti datangnya bantuan gerobak yang telah diajukan ke petugas Disdag saat proses pembongkaran lapak semi permanen di Jl. Monginsidi. Dia kini berjualan dengan memanfaatkan meja yang sulit dipindah-pindah. Kasi Pembinaan PKL Disdag Solo, Didik Anggono, menuturkan instansinya sudah menerima pengajuan dari sejumlah PKL di Jl. Monginsidi yang ingin pindah berjualan ke Pasar Gilingan maupun PKL yang meminta memperoleh bantuan gerobak dari Pemkot Solo. Dia tengah berupaya merealisasikan permohonan para PKL tersebut. Didik menyampaikan Disdag telah memberi kebijakan khusus bagi PKL di Jl. Monginsidi. Para PKL tetap boleh berjualan di Jl. Monginsidi pada siang hari asal dalam koridor tertib. Disdag biasanya hanya memperbolehkan PKL berjualan mulai sore hingga dini hari.
"PKL di Jl. Monginsidi hanya njagani anak sekolah. Maka dari itu kami izinkan mereka berjualan pada siang hari asal dalam koridor tertib. Mereka mesti menerapkan seruan teko resik, mulih resik," jelas Didik.