by Candra Septian Bantara - Espos.id Solopos - Jumat, 27 September 2024 - 18:01 WIB
Esposin, SOLO -- Sejumlah pedagang Pasar Joglo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membantu mempromosikan lokasi baru pasar tersebut agar semakin ramai pengunjung. Promosi di antaranya bisa dilakukan melalui akun media sosial Pemkot.
Salah satu pedagang Pasar Joglo, Warti, mengatakan permintaan bantuan promosi tersebut didasari banyaknya warga yang belum mengetahui keberadaan Pasar Joglo di lokasi yang baru. Sehingga kondisi pasar belum seramai di lokasi sebelumnya.
Setelah beberapa hari berjualan di lokasi baru Pasar Joglo, dia mengaku mengalami penurunan pendapatan. Hal itu karena kondisi pasar belum seramai sebelumnya.
“Setiap pindah ke tempat baru pasti turun [pendapatannya] soalnya kan belum banyak orang yang tahu juga. Biasanya kondisi ini berlangsung 1-2 bulan, dan penjualan akan mulai stabil di bulan ketiga,” kata dia saat ditemui Espos.id di lapaknya, Jumat (27/9/2024) siang.
“Setiap pindah ke tempat baru pasti turun [pendapatannya] soalnya kan belum banyak orang yang tahu juga. Biasanya kondisi ini berlangsung 1-2 bulan, dan penjualan akan mulai stabil di bulan ketiga,” kata dia saat ditemui Espos.id di lapaknya, Jumat (27/9/2024) siang.
Oleh karenanya, agar Pasar Joglo yang menempati lokasi baru di Jl Gunung Slamet, Banjarsari, Solo, bisa lebih diketahui masyarakat, ia meminta Pemkot Solo untuk membantu promosi atau sosialisasi.
Saat ini, untuk memberi tahu pelanggan setianya bahwa saat Pasar Joglo sudah berpindah lokasi, ia mengandalkan aplikasi percakapan WhatsApp, khususnya menggunakan fitur unggahan cerita atau story.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Suharni. Pedagang asal Boyolali ini berharap Pemkot Solo menginformasikan kepada warga soal kepindahan lokasi Pasar Joglo ke Jl Gunung Slamet, Banjarsari. Dengan begitu pasar tersebut bisa diketahui banyak orang dan lebih banyak orang pula yang datang berbelanja.
“Sebaiknya sosialisasinya ditingkatkan kepada warga supaya lebih banyak yang tahu. Sekarang kan zamannya medsos jadi Pemkot bisa memanfaatkan hal itu,” ujar dia.
Sementara itu, Lurah Pasar Joglo, Dedi Purnawiyanto, mengakui ada penurunan jumlah pengunjung pasar dibandingkan saat masih di lokasi yang lama. Hal itu mengakibatkan omzet pedagang pasar turun 25-30 persen.
“Ya, benar memang belum banyak orang yang datang ke sini karena masih baru. Dampaknya ke pedagang itu ke penurunan omzet jualan 25-30 persen,” ungkap dia.
Namun begitu, menurutnya, penurunan omzet penjualan adalah hal yang lumrah di setiap perpindahan lokasi pasar. Dia berharap para pedagang tetap bisa sabar setidaknya 1-2 bulan ke depan untuk memperoleh penjualan seperti sediakala.
“Kalau saya sih harapannya ke Pemkot dalam hal ini Dinas Perdagangan untuk disediakan papan informasi pasar dan papan informasi soal zonasi pedagang. Misal zona pedagang daging, zona pedagang sayur dan sebagainya. Agar pengunjung yang datang tidak bingung,” kata dia.
Dedi menambahkan bagi warga yang ingin datang berbelanja ke Pasar Joglo disarankan datang mulai pukul 05.00 WIB-10.00 WIB. Sebab, kata dia, jika datang melebihi pukul 10.00 WIB sudah terlalu siang dan sudah banyak pedagang yang tutup.
“Sebetulnya kalau pasar ini buka sampai pukul 18.00 WIB [kemungkinan akan ramai], tapi pedagang di sini sudah tutup pukul 10.00 WIB-11.00 WIB, karena memang dagangannya sudah habis dan mulai sepi,” tambah dia.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, seusai meresmikan Pasar Joglo mengatakan Pemkot Solo akan membantu memperkenalkan pasar kepada masyarakat.
“Kita semua sudah berikhtiar dari semula pasarnya jelek sudah jadi bagus. Kalau sudah bagus apa yang kurang kita perbaiki bersama-sama, tapi soal memperkenalkan pasar itu tugasnya Pemkot Solo,” kata dia.