Esposin, BOYOLALI -- Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Glintang yang sempat tertunda karena hanya ada satu kandidat akhirnya memperoleh titik terang. Dua kandidat baru dikabarkan siap bertarung dalam pilkades yang akan digelar 18 Januari 2017 itu.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Desa (Pemdes) Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Arief Wardianta, mengatakan sejak Desa Glintang dinyatakan tak bisa mengikuti Pilkades serentak 1 Desember lalu, Bagian Pemdes memberikan perpanjangan waktu pendaftaran calon selama 20 hari. Setelah hampir dua pekan berjalan, ia mendengar kabar sudah ada dua kandidat yang ancang-ancang maju. Baca juga: Glintang Batal Ikut Pilkades Serentak, Ini Alasannya.
Namun, Arief belum bisa menyebutkan nama dua kandidat itu. “Nama kedua kandidat itu belum terkonfirmasi. Masih kabar yang berembus di masyarakat. Saya yakin, dalam waktu dekat ini segera muncul dua nama itu. Jika ditambah seorang calon lama, maka sekarang sudah ada tiga calon,” terang dia.
Dua kandidat sebelumnya adalah Sutaryo dan Darno. Sutaryo adalah mantan kades demikian pula Darno. Namun, Darno tak lolos syarat administrasi lantaran ada ketidaksinkronan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya.
Kandasnya Darno menjadi calon dalam Pilkades Glintang otomatis membuat tahapan pilkdes ikut terhenti. Pilkades tak bisa dijalankan hanya dengan satu calon. Pemkab akhirnya memperpanjang masa pendaftaran hingga 20 hari setelah penetapan calon, yakni per Senin (28/11/2016).
Tak ada sanksi bagi kandidat yang mundur sebelum ditetapkan. Meski demikian, Arief terus mendorong agar ada orang yang mau mendaftar lagi, termasuk bagi warga yang tak lolos verifikasi.
Menurut Arief, kandidat yang tak lolos verifikasi atau bahkan yang menjadi terpidana tetap diperbolehkan mendaftar lagi. “Jika dua kandidat yang baru itu mendaftar dan lolos persyaratan, Pilkades Glintang akan digelar 18 Januari 2017,” terang dia.
Dalam Pilkades serentak 1 Desember lalu, Pemkab Boyolali mengepresiasi tingginya partisipasi masyarakat di 15 desa. Bahkan di sejumlah desa, seperti Tarubatang, Kecamatan Selo, dan Temon, Kecamatan Simo, angka partisipasinya di atas 90%. Selain partisipasi yang cukup tinggi, pelaksanaan pilkades serentak nyaris tak ada gejolak atau gesekan sosial yang cukup berarti.