by Bayu Jatmiko Adi Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 29 November 2015 - 19:00 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Menjelang pilkada, kasus pembajakan nomor ponsel mulai muncul. Pada Sabtu (28/11/2015), korban pembajakan nomor ponsel tersebut melapor ke Polres Wonogiri.
Salah satu korbannya adalah Ketua DPRD yang juga tim pemenangan pasangan calon nomor urut 2 Pilkada Wonogiri Joko Sutopo-Edy Santosa (Jos), yaitu Setyo Sukarno. Setyo mengatakan pada Jumat (27/11/2015) lalu dirinya menerima pesan singkat dari banyak nomor baru. Isi pesan singkat tersebut berisi ucapan terima kasih hingga cemoohan.
"Banyak sekali sms, sekitar 50 pesan yang datang hampir bersamaan. Isinya ada yang mengucapkan terima kasih, menanyakan sembako dan sebagainya. Saya juga bingung," kata Setyo kepada Espos.id, Minggu (29/11/2015).
Menurut Setyo, balasan pesan singkat tersebut tidak hanya masuk ke ponselnya, namun juga kepada beberapa anggota Fraksi PDIP dan Fraksi Partai Golkar. Dari indikasi tersebut, pihaknya lalu berpikir ada pihak yang membajak nomor ponsel miliknya.
"Tapi menurut saya ini bukan pembajakan biasa. Sebab bukan hanya saya, tapi juga legislator PDIP lain dan Partai Golkar. Isinya juga menyangkut pilkada. Ada yang disuruh mengambil sembako dan uang Rp50.000" kata dia.
Diperkirakan nomor ponsel yang telah dibajak tersebut telah digunakan untuk mengirim pesan singkat ke sejumlah warga di Kecamatan Wonogiri, Baturetno, Ngadirojo, Giriwoyo, Sidoharjo, Girimarto, Jatisrono, dan Bulukerto.
Menurut tim advokasi Jos, Martanto, para legislator yang nomor ponselnya dibajak adalah Muhammad Zainudin, Bambang Sadryanto dan Novri Rusmono. Ketiganya dari Fraksi PDIP DPRD Wonogiri. Kemudian Hardono Dekik dan Paryanti dari Fraksi Partai Golkar. Serta anggota DPRD Jateng Fraksi PDIP, Joko Purnomo. Menurut Setyo, hal ini harus ditindaklanjuti sebab dapat meresahkan masyarakat.
Sementara itu, Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean, melalui Kasatreskrim, AKP David Manurung, mengaku telah mendapatkan laporan dari Setyo dan Dekik. "Saat ini masih proses lidik. Sebab ini tidak mudah," kata dia saat ditemui Espos.id di Kantor Panwaslu, Minggu.