Esposin, BOYOLALI — Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ampel pada awal tahun 2016 ini rata-rata hanya memotong 30 ekor hingga 40 ekor sapi per hari. Jumlah itu merosot tajam ketimbang tahun sebelumnya.
Hal itu berdasarkan data yang diterima “Tahun lalu, RPH bisa potong 80 ekor hingga 100 ekor sapi per hari. Sekarang sepi, mungkin karena kenaikan harga sapi dan daging sapi sehingga banyak jagal yang alih pekerjaan,” kata Kepala Disnakkan Boyolali, Bambang Jiyanto, akhir pekan lalu. Selain karena kenaikan harga sapi, Disnakkan menduga masih ada jagal yang menyembelih sapi di luar RPH. Namun Disnakkan sulit memantau aktivitas penyembelihan sapi di luar RPH. Disnakkan melakukan pengetatan distribusi daging di tiga daerah tujuan, antara lain Jogja, Semarang, dan Solo. Pengetatan dilakukan dengan mengimbau pedagang di tiga daerah tersebut untuk tidak menerima daging sapi tanpa surat keterangan kesehatan daging (SKKD).
“SKKD hanya bisa diperoleh jika sapi itu disembelih di tempat yang legal, yaitu RPH,” kata dia. Minimnya jumlah sapi yang dipotong di RPH sangat disayangkan karena RPH Ampel sedianya memiliki kapasitas potong sebanyak 150 ekor sapi per hari. Pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pemotongan sapi di RPH terancam tak mencapai target. Bambang menyebut sudah dua tahun terakhir target pendapatan dari retribusi pemotongan sapi di RPH tak tercapai. Tahun lalu, target PAD sekitar Rp800 juta.