Esposin, SUKOHARJO -- Petani Sukoharjo akhirnya bisa bernapas lega dalam kondisi pandemi Covid-19 menyusul harga gabah kering panen atau GKP yang menembus Rp5.000 per kilogram.
Harga itu melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp4.200 per kilogram. Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Saluran Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengatakan petani wilayah aliran Colo Timur sebagian besar sudah panen dengan hasil melegakan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Solo Tambah 11 Kasus Covid-19, Satgas: Banyak Warga Abai dan Lupa Saat Ini Masih Pandemi
Hal itu baik dari segi kualitas maupun kuantitas. "Kualitas gabah baik meski petani harus berjuang keras adanya serangan hama wereng dan tikus," katanya kepada Esposin, Senin (12/10/2020).
Selain itu, faktor cuaca panas berpengaruh terhadap tanaman padi petani Sukoharjo yang menghasilkan panen maksimal dan harga gabah pun tinggi.
Tidak Pakai Demo, Ini Langkah Buruh Solo Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja
Ia berharap tingginya harga gabah mampu menutup pengeluaran besar petani selama masa tanam.
Petani membutuhkan dana besar untuk memberantas hama wereng dan tikus. Menurutnya, gerakan gropyokan lebih sering untuk menghasilan panen padi melimpah.
43 Orang Jadi Korban Arisan Fiktif Di Solo, Kerugian Sampai Ratusan Juta Rupiah
Bertahan Beberapa Bulan
“Saat ini permintaan beras juga tinggi. Jadi saat pandemi Covid-19 seperti ini bisa melegakan para petani," katanya.Jigong memperkirakan harga gabah petani Sukoharjo yang tinggi ini akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Tepatnya sebelum memasuki musim tanam (MT) III.
Saat ini, masih ada beberapa petani pada sejumlah wilayah belum panen. Pengurus P3A Dam Colo Timur terus memantau kondisi tanaman padi petani sepanjang aliran air saluran irigasi Colo Timur.
Hal ini untuk memastikan kondisi tanaman padi tidak bermasalah hingga panen tiba. “Aliran Dam Colo telah ditutup. Sehingga petani yang belum panen bisa memastikan kondisi tanamanya sampai panen,” katanya. indah