Esposin, KLATEN -- Salah satu petani muda asal Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Septian Dwi Aditya, memanfaatkan beras merah sebagai peluang usaha di bidang pertanian dan kesehatan, Jumat (22/7/2022). Pemilihan agroekologi sebagai teknik penanaman varietas beras merah, di antaranya dikarenakan lebih ramah lingkungan.
"Saya memilih agroekologi sebagai teknik penanaman varietas beras merah karena ramah lingkungan. Di samping itu tidak mengandung bahan kimia. Pemilihan penggunaan nonkimia ini juga lebih membuat hasil lebih baik," katanya.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Septian Dwi Aditya mengatakan beras merah lebih berkualitas dibandingkan beras biasa. Beras merah dinilai banyak mengandung serat, mineral, vitamin. Beras merah juga pulen, aroma wangi, dan rasanya yang enak.
"Asal usul beras merah berasal dari Bapak Arif Budiman selaku pendiri Agriculture Enterpreneur Clinic dari Jogja, yang menginisiasi petani muda menaman beras merah. Beras merah ini sehat, bergizi, tinggi serat dengan mengandung glikemik yang rendah sehingga cocok untuk diet dan penderita diabetes," katanya.
Produksi beras merah di Kecamatan Wedi mencapai 4 kuintal dengan masa panen 115 hari. Di antara kendala pengembangan beras merah, yakni masih sedikitnya peminatnya. Produk beras merah dijual dengan cara memasarkan produk di e-commerce. Dengan cara itu, pemasaran beras merah hingga menembus ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.