Esposin, WONOGIRI -- Hari pertama Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri digelar di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, Selasa (24/1/2023), berubah layaknya pesta besar. Warga berdatangan untuk memborong durian dan jajanan tradisional khas Wonogiri.
Berdasarkan pantauan Esposin, acara berlangsung meriah diawali dengan pertunjukan atraksi barongsai pada Selasa pagi. Ratusan warga Wonogiri menyemut di depan tarup yang menaungi stan-stan festival.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Banyak pengunjung yang datang membawa anak. Mereka antusias menyaksikan atraksi empat barongsai berwarna merah, putih, merah muda, dan biru. Suasana semakin meriah ketika Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, muncul di tengah-tengah pengunjung.
Pria yang akrab siapa Jekek itu langsung menyita perhatian pengunjung. Kesempatan itu tidak disia-siakan warga yang memadati area festival durian untuk berswafoto dengan orang nomor satu di Wonogiri tersebut.
Bupati Joko mengatakan festival ini bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri kembali menggeliatkan ekonomi pascapandemi Covid-19. Selain itu sebagai upaya mengangkat komoditas durian lokal dan usaha memberi ruang bagi pelaku usaha mikro kecil durian dan kuliner zadul.
“Tidak lain dalam rangka mewujudkan Wonogiri yang maju, mandiri, dan sejahtera,” kata Jekek. Dia ingin setelah pandemi berakhir masyarakat bisa kembali bangkit ditandai dengan pertumbuhan ekonomi.
Pemkab akan memberikan ruang bagi pelaku usaha mikro yang menjajakan komoditas daerah seperti kopi, durian, atau bahkan sayur. Menurut dia, Alun-Alun Giri Krida Bakti bakal sering digunakan untuk menggelar potensi komoditas daerah.
"Tidak spesifik harus komoditas tertentu, tapi nanti bisa campur. Apakah durian, batik, atau apa pun. Bisa juga nanti digelar di masing-masing kecamatan sesuai apa potensi yang dimiliki," ujar dia.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Wonogiri, Wahyu Widayati, yang ditemui Esposin di lokasi acara, mengatakan mengatakan ada total 30 stan dalam festival durian dan jajanan tradisional itu.
Pedagang Durian Panen Rezeki
Sebanyak 30 stan itu perinciannya 10 stan untuk penjual durian dan 20 stan untuk penjual aneka kuliner zadul dan komoditas asli Wonogiri. Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, Selasa-Kamis (24-26/1/2023). “Sore ada lomba masak olahan durian,” ujar dia.Salah satu pengunjung asal Kecamatan Ngadirojo, Sulastri, mengaku senang dengan acara tersebut. Dia datang ke festival tersebut dengan anaknya yang masih TK. Dia meniatkan datang ke Alun-Alun Giri Krida Bakti untuk mencicipi durian.
Sulastri berharap Pemkab Wonogiri bisa sering mengadakan kegiatan serupa. "Lumayan bisa buat hiburan. Kebetulan juga saya duka durian," ucapnya.
Sementara itu, para pedagang yang membuka stan di festival durian dan jajanan tradisional di Alun-alun Wonogiri hari itu tak kalah senang. Para penjual durian diserbu pembeli hingga akhir acara ratusan buah berkulit duri itu ludes terjual. Omzet jutaan rupiah pun berhasil dikantongi.
Pantauan Esposin pada pukul 16.00 WIB dari 10 stan penjual durian, hanya dua penjual yang masih membuka stan. Hal itu bukan karena durian mereka tidak laku. Tetapi karena mereka membawa stok lebih banyak.
Salah satu penjual durian lokal Ngadirojo, Arih Herlawati, mengatakan sudah tiga kali mendatangkan stok durian. Hingga sore itu, dia menjual lebih dari 200 buah durian. Arin mengaku mendapatkan omzet lebih dari Rp4 juta dalam sehari. "Saya jual durian dengan harga bervariasi, mulai Rp25.000/buah-Rp160.000/buah," kata Arin.