Esposin, SUKOHARJO - Populasi burung hantu atau tyto alba di Sukoharjo cukup banyak. Namun populasi tyto alba yang merupakan predator alami tikus itu terancam punah akibat diburu orang tak bertanggung jawab.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo pun menggalakkan penangkaran burung hantu agar tetap lestari. Pada Sabtu (28/2/2015), empat ekor burung tyto alba dilepaskan ke habitatnya yakni di area persawahan Kampung Kelurahan, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo.
Kepala Dispertan Sukoharjo, Netty Harjianti, mengatakan sebelum dilepas ke habitatnya, tyto alba itu dirawat di karantina di wilayah setempat. Selain di Kecamatan Sukoharjo, karantina untuk burung tyto alba juga ada Kecamatan Tawangsari.
“Kami sudah membuat lebih dari 200 unit rubuha [rumah burung hantu] yang kami sebar di 12 kecamatan di Sukoharjo. Sebagian rubuha itu sudah terisi, sebagian lagi belum. Jika sudah ada anakan tyto alba, kami mengambilnya untuk dirawat di karantina,” jelas Netty saat ditemui wartawan di lokasi.
Netty menilai tyto alba merupakan burung yang memiliki kemampuan luar biasa dalam membunuh hama tikus. Satu ekor burung tyto alba bisa membunuh tiga hingga lima ekor tikus setiap malamnya.
Jika dihitung secara matematis, satu ekor burung tyto alba bisa membunuh 90 hingga 150 ekor tikus tiap bulannya. Apabila dalam satu area persawahan terdapat 10 ekor burung tyto alba, maka tikus yang terbunuh bisa mencapai 900-1.500 ekor tiap bulannya.
Dandim Sukoharjo 0726/Sukoharjo, Letkol Inf. Riyanto, pada kesempatan itu mengaku sudah menginstruksikan para babinsa untuk mendukung penangkaran burung tyto alba yang dilakukan petani.
Selain memiliki kemampuan dalam membunuh hama tikus, menurutnya, burung tyto alba bisa dijual dengan harga kisaran Rp600.000 hingga Rp1,5 juta/ekor.