Esposin, SUKOHARJO - Kalangan petani meminta agar sungai di sekitar Waduk Gajah Mungkur (WGM), Wonogiri, tepatnya di Kedungareng hingga pintu intake dinormalisasi.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengatakan solusi alternatif untuk memaksimalkan pasokan air dari WGM ke Dam Colo dengan mengeruk sedimentasi di dasar sungai hingga pintu intake.
“Kalau sungai tidak segera dinormalisasi maka pasokan air ke Dam Colo hanya dapat menyelamatkan tanaman padi. Itu pun hanya sawah-sawah yang terletak di pinggir saluran irigasi sekunder,” kata dia, Sabtu (7/11/2015).
Diberitakan, pascapembukaan Dam Colo pada Kamis (5/11/2015), pasokan air dari WGM ke Dam Colo belum maksimal. Pasokan air telah mencapai saluran sekunder di wilayah Palur, Mojolaban, Sukoharjo, namun belum semua lahan pertanian di sepanjang Saluran Colo Timur menerima pasokan air.
Menurut Sarjanto, debit air yang dipasok dari WGM ke Dam Colo hanya sebesar 7,5 meter kubik/detik. Debit air yang dipasok ke Saluran Colo Timur sebesar 3,7 meter kubik/detik.
Sementara debit air yang dipasok ke Saluran Colo Barat sebesar 1,50 meter kubik/detik. Sisa debit air digunakan untuk pemeliharaan sungai termasuk Sungai Bengawan Solo.
“Dengan debit air sebesar 7,5 meter kubik/detik tidak dapat digunakan untuk mengelola air saluran irigasi,” tutur Jigong.
Dia menjelaskan ribuan hektare lahan pertanian di sepanjang Saluran Colo Timur sangat membutuhkan pasokan air pada MT III.
Di sisi lain, Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengungkapkan telah mengerahkan alat berat berupa eskavator untuk menormalisasi sungai di sekitar WGM hingga pintu intake.