Esposin, KLATEN -- Sekitar 1.000 buku di perpustakaan daerah Klaten hilang selama kurun lima tahun. Buku-buku itu hilang lantaran dipinjam namun tak dikembalikan.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Kasi Pelayanan Perpustakaan Bidang Perpustakaan Dinas Arsip dan Perpustakaan Klaten, Patwiyati Solikah, mengatakan hampir setiap tahun ada buku yang dipinjamkan oleh masyarakat. Jumlah buku yang hilang mencapai 1.000 buku tersebut merupakan hasil inventarisasi selama 2010-2015.
"Itu beragam jenis buku seperti umum, sosial, dan nonfiksi. Setiap tahun memang ada buku yang hilang," ungkap dia saat ditemui wartawan di Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah, Kamis (9/3/2017).
Patwiyati mengatakan sebagian buku koleksi perpustakaan dipinjamkan kepada warga. Peminjaman menggunakan kartu anggota perpustakaan dan tidak dikenai biaya.
Sesuai aturan, lama waktu peminjaman maksimal satu pekan dan bisa memperpanjang satu kali. Maksimal buku yang dipinjam dua eksemplar. Peminjaman melebihi batas waktu tak diberlakukan denda.
Patwiyati menjelaskan upaya pengembalian buku sudah dilakukan melalui surat ke masing-masing peminjam. Namun, tak semua buku yang dipinjam dikembalikan atau diganti. Tak jarang petugas hanya mendapatkan penjelasan peminjam sudah berada di luar kota tanpa ada keterangan lebih lanjut soal penggantian buku. Terkait hal itu, petugas hanya bisa pasrah.
"Saat diminta bukunya, ternyata yang meminjam sudah merantau seperti ke Jakarta atau Lampung. Ada yang kami surati, tetapi saat kami minta ganti yang datang itu orang tuanya dan menyampaikan tidak tahu posisi bukunya di mana. Ya sudah, kami ikhlaskan saja. Ada juga yang datang dan mengganti meski judul bukunya berbeda tetap kami terima," ungkap dia.
Patwiyati pernah mempertimbangkan untuk memperketat aturan peminjaman buku. Namun, hal itu justru mendapat protes dari masyarakat. Ia mencontohkan komplain warga soal pembuatan kartu anggota dengan sejumlah syarat salah satunya menyertakan fotokopi kartu keluarga.
“Dengan aturan itu saja sudah banyak yang protes. Katanya tidak perlu aturan yang berbelit-belit. Akhirnya dimudahkan tanpa harus membawa syarat-syarat yang sulit sudah punya kartu anggota,” katanya.
Jumlah koleksi buku di perpustakaan daerah saat ini sekitar 46.000 buku. Rata-rata kunjungan harian ke perpustakaan 30 orang. Pada 2017, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah digelontor dana sekitar Rp45 juta untuk menambah koleksi buku di perpustakaan. “Rencananya nanti tambah 700 buku,” urai dia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Klaten, Sri Winoto, menuturkan pelayanan di perpustakaan memang tak bisa dibuat berbelit. Terkait antisipasi agar tak semakin banyak buku yang hilang lantaran dipinjam, ia menuturkan hal itu bisa dilakukan dengan menyediakan fasilitas fotokopi.
“Jadi bisa saja disiapkan fotokopi sehingga buku itu tidak perlu dibawa pulang. Cukup difotokopi, yang asli tetap ada di perpustakaan,” katanya.