Esposin, WONOGIRI -- Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan 64 unit pompa air untuk 64 kelompok tani di Kabupaten Wonogiri. Selain itu ada juga bantuan 30 pompa brigade alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Dinas Pertanian serta 15 unit irigasi perpompaan.
Bantuan digulirkan untuk mendukung pemenuhan target perluasan area tanam (PAT) padi di Kabupaten Wonogiri seluas 6.032 ha. Target tersebut dinilai sulit tercapai saat musim kemarau terlebih dengan masih banyaknya lahan tadah hujan di Wonogiri.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Bantuan pompa untuk perluasan area tanam ini dikhususkan untuk pertanian padi tadah hujan. Sementara itu, pada Selasa (30/7/2024), jajaran Kodim 0728/Wonogiri, Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri, dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Slogohimo menggelar penanaman padi bersama petani dalam program PAT di Desa Soco, Slogohimo, Wonogiri.
Kepala Dispertan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan PAT padi di Kabupaten Wonogiri terus dikebut untuk meningkatkan produksi pangan.
Kementerian Pertanian mematok target agar Kabupaten Wonogiri menambah area tanam padi seluas 6.032 hektare pada 2024. ”Realisasi target PAT padi sampai sekarang baru seluas 2.738 ha,” kata Baroto saat dihubungi Esposin, Selasa.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dispertan Wonogiri, Giyanto, mengatakan target PAT seluas 6.032 ha itu melihat potensi lahan tadah hujan di Wonogiri. PAT dilakukan melalui program pompanisasi. Akan tetapi, tidak mungkin target PAT padi seluas itu bisa tercapai karena tidak semua petani menanam padi di lahan tadah hujan saat kemarau.
Misalnya petani tadah hujan di beberapa kecamatan seperti Eromoko dan Giriwoyo memilih menanam tembakau dibandingkan padi dengan luas tanam lebih kurang 2.000 ha. Ada pula yang menanam palawija dan tanaman hortikultura di wilayah lain. PAT padi yang realistis untuk dicapai hanya 2.809 ha.
“Target PAT padi itu tidak mungkin tercapai. Untuk mencapai PAT padi 3.000 ha pun sulit. Kami tidak bisa memaksa petani untuk menanam padi. Mereka sudah punya pilihan sendiri,” jelasnya.
Dia menambahkan PAT adalah program Kementerian Pertanian untuk seluruh kabupaten/kota sebagai kawasan produksi pertanian nasional (KPPN). Di Jawa Tengah, tingkat realisasi PAT padi Wonogiri berada di urutan ke-18.
Memotivasi Petani
Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri memprediksi pada masa tanam tahun ini luas tanam padi di Wonogiri akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Baroto menerangkan pada masa tanam periode Oktober 2022–September 2023, luas tanam padi mencapai 48.742 hektare.Sedangkan pada periode yang sama di tahun berikutnya, luas tanam padi diperkirakan bisa mencapai 50.033 ha. Hal ini disebabkan pada April 2024 luas tanam padi mencapai 12.405 ha, sedangkan pada bulan yang sama tahun lalu hanya 4.674 ha.
Di sisi lain, pada tahun ini alokasi pupuk subsidi bertambah. Alokasi pupuk subsidi jenis Urea saat ini menjadi 35.313 ton/tahun dari sebelumnya 22.863 ton/tahun. Alokasi pupuk subsidi jenis NPK dari semula 17.248 ton/tahun menjadi 33.175 ton/tahun.
Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono mengungkapkan akan mengawal program pompanisasi di Kabupaten Wonogiri sehingga luas area tanam padi bertambah dan produktivitas meningkat.
Baru-baru ini, ia juga meninjau pemanfaatan pompa mesin alsintan brigade ke sejumlah kelompok tani penerima bantuan alsintan tersebut, salah satunya di Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran. Menurutnya, pompanisasi membantu para petani dalam mengatasi kekeringan lahan pertanian Wonogiri.
Terkait penanaman padi di Desa Soco, ia menyebut hal itu sebagai bagian dari upaya Kodim 0728/Wonogiri untuk memompa semangat para petani agar mau menanam padi meski dalam kemarau.
“Penanaman padi ini merupakan langkah yang sangat bagus untuk memotivasi petani dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Wonogiri,” ujarnya.
Berdasarkan data Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Wonogiri, produksi beras pada 2023 sebanyak 265.515 ton/tahun. Sementara kebutuhan konsumsi penduduk Wonogiri hanya 97.670 ton/tahun. Artinya kelebihan atau surplus yang cukup besar.