Esposin, SRAGEN — Empat motor parkir di pelataran depan situs Mbah Gedong yang terletak di Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, Sabtu (30/10/2021). Ada lima pemerhati sejarah dan cagar budaya yang tergabung dalam Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen. Mereka tergabung dalam Tim Ekspedisi Sukowati.
Hari itu, Tim Ekspedisi Sukowati tak sendirian tetapi bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Dispora) Sragen I. Yusep Wahyudi. Mereka datang ke situs tersebut bukan untuk berziarah tetapi untuk memastikan adanya bangunan dengan lantai bertingkat.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Begitu tiba di situs yang dikelilingi hutan yang cukup luas dengan tanaman keras yang menjulang tinggi, mereka sudah disambut dengan banyaknya nyamuk. Saking banyaknya nyamuk, salah satu anggota tim berinisiatif turun dari perbukitan untuk mencari obat nyamuk oles dan air mineral.Baca Juga: Warga Sragen Punya Batu Aneh, dari Bengawan Solo dan Bisa Bikin Pingsan
Setelah memakai lotion antinyamuk, mereka mulai bergerak. Sebelumnya, salah satu anggota tim sudah menghubungi Kepala Desa Tanggan, Mulyanto.“Oke, kita mulai jalan ya!” ujar Koordinator Tim Ekspedisi Sukowati Sragen, Lilik Mardiyanto.
Mereka melewati jalan setapak dengan medan menurun. Mereka melewati jalan yang cukup lebar di antara rimbunnya hutan jati bercampur tanaman keras lainnya. Mereka kemudian kembali menaiki bukit dengan sasaran sebuah pohon besar sejenis ficus di puncak bukit.
Mereka menembus jalan yang ditumbuhi tanaman perdu berduri dan tanaman pedulu lainnya. Tim Ekspedisi Sukowati itu ingin menunjukkan bukit itu merupakan bangunan dengan lantai bertingkat. Mereka menemukan batu-batuan yang ditata sedemikian rupa membentuk dinding berukuran tertentu pada setiap lantainya.
Baca Juga: Perempuan Indigo Sebut Ada Naga di Dalam Batu Aneh Yatman di Sragen
“Struktur batunya itu tertata rapi dan melingkari bukit. Tingkatan batu ini mirip seperti Borobudur. Dugaan kami kalau dihitung sampai ke bawah itu ada sembilan tingkatan. Batu-batuannya tidak kelihatan karena masih tertutup semak-semak dan tanaman perdu lainnya,” ujar Lilik menjelaskan kepada Yusep.Di puncak bukit itu juga ditemukan patok batas bidang tanah dengan label BPN atau Badan Pertanahan Nasional. Setelah memastikan benar ada tingkatan dengan struktur batu yang tertata rapi, mereka ingin turun.
Masih Penasaran
Kepala Dispora Sragen masih penasaran kira-kira ada ruang tidak di dalam bukit itu. Kemudian mereka mencoba melihat di dinding sebelah timur pohon besar. Mereka ternyata menemukan sebuah gua.“Beberapa waktu lalu, gua itu masih tertutup semacam batu tetapi sekarang sudah terbuka” kata Lilik.
Baca Juga: Yatman Punya Koleksi Antik Lain, Lukisan Perempuan yang Terlihat Hidup
Temuan gua itu cukup dalam dengan rongga-rongga kecil seperti Gua Mangkubumi yang ada di Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen.Mereka kemudian menuruni buki dan kembali ke gazebo depan Situs Mbah Gedong. Di tempat itu, Kades Tanggan, Mulyanto, bersama dua warga sudah menyambut. Tim Ekspedisi Sukowati Sragen menyampaikan hasil temuan di bukit yang terletak di belakang situs Mbah Gedong itu kepada Mulyato. Termasuk di dalamnya temuan tentang gua.
Kades Tanggan, Mulyanto, segera meminta seorang warga untuk mengambil dua buah senter. Dua senter tersebut, ujarnya, digunakan untuk melihat isi gua.
Mulyanto didampingi kebayan dan warga sekitar. Mereka melewati rute yang sama seperti yang dilalui Tim Ekspedisi Sukowati. Mereka melihat ke dalam gua dengan merangkak. “Kalau mulut gua yang terlihat masih kecil tetapi dalam. Ya, potensial untuk dikembangkan,” katanya.
Baca Juga: Ini Dia Lukisan Yatman yang disebut Kades Sigit Kadang Terlihat Hidup
Material di dalam gua itu terlihat masih kering padahal di luar mulut gua basah semua. Mulyanto berusaha untuk melindungi apa pun yang ada di kawasan tersebut. Dia mengatakan bukit itu merupakan milik kas desa dan sudah selesai sertifikatnya.