Esposin, KLATEN -- Sebanyak 20 grup hadrah mengikuti Festival Hadrah yang digelar di halaman Masjid Al Mujahidin, Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Minggu (30/10/2022). Kegiatan yang digelar Santri Gayeng Nusantara (SGN) Kabupaten Klaten itu sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional serta Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ketua SGN Klaten, Muhammad Hasymi Fauzi, mengatakan peserta festival dibagi dalam tiga kategori yakni anak, putri, dan umum. Kriteria penilaian meliputi vokal, aransemen dan instrumen musik, serta penampilan.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Festival Hadrah ini bertujuan bersama-sama selalu memanjatkan selawat,” kata Hasymi saat ditemui di sela festival.
Rangkaian peringatan Hari Santri Nasional juga diisi SGN dengan rehab rumah dengan sasaran pegiat agama di antaranya guru Madin, TPQ, TPA, serta marbot masjid. Selain itu ada rehab rumah ibadah dengan sasaran musala dan pondok pesantren, serta bantuan gerobak ke UMKM.
Para UMKM itu merupakan UMKM yang selama ini didampingi SGN untuk mendapatkan legalitas PIRT dan halal.
Baca Juga: Sejarah Saparan Yaa Qawiyyu di Jatinom Klaten
“Kegiatan-kegiatan ini kami adakan untuk mempertahankan eksistensi santri dan kemanfaatannya kepada masyarakat,” jelas Hasymi.
Salah satu peserta festival hadrah, Gilang, 19, mengatakan dia bersama belasan temannya tergabung dalam grup Wisanggeni dari Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen mengikuti festival tersebut. Gilang menjelaskan total anggota grupnya ada 14 orang terdiri dari usia SD hingga SMP.
“Persiapannya sepekan. Sudah biasa latihan hadrah,” kata Gilang.
Gilang mengaku sudah sejak lama tak ada festival serupa digelar di Klaten. Dia berharap semakin banyak kegiatan festival tersebut.
Baca Juga: Tepat saat Hari Batik Nasional, Westlife Gelar Konser di Candi Prambanan Klaten
Di sisi lain, Gilang mengatakan dia dan teman-temannya memilih mengisi kegiatan dengan hal-hal positif salah satunya dengan berlatih hadrah.
Disinggung muncul kelompok pemuda dengan membentuk geng, dia mengajak kegiatan-kegiatan itu ditinggalkan dan diisi dengan kegiatan lainnya yang lebih positif.