Pimpinan Produksi Banjaran Timur, Benedictus Billy, mengungkapkan pertunjukan yang diambil dari Wiracarita Ramayana itu tampil dengan sanggit cerita yang berbeda dibandingkan lakon yang biasa ditampilkan. “Pentas kali ini lahir dari penafsiran sutradara kelompok kami. Bukan kematian Rahwana secara nyata yang ingin ditampilkan di sini tapi lebih pada kehancuran hati Rahwana saat mengetahui putranya mati di medan pertempuran,” terang Billy saat berbincang dengan Esposin, di Solo, Kamis (10/7/2014).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Billy membeberkan selain mengutamakan aspek dramatis cerita, penampilan kelompoknya juga lebih spesial dengan hadirnya adegan aksi yang mewarnai separuh bagian pertunjukan. “Kebetulan anggota kami banyak yang bisa berakrobat. Jadi pertunjukan besok akan banyak aksinya,” ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala UPTD Taman Balekambang, Endang Sri Murniyati, mengungkapkan pertunjukan Sendratari Ramayana selama Ramadan hadir lebih malam setelah Salat Tarawih. “Selama Ramadan ini penyelenggaraan acara dimulai lebih malam setelah pukul 20.00 WIB,” jelas Endang kepada Esposin, Kamis.
Disinggung mengenai antusiasme penonton pertunjukan reguler setiap 35 lima hari sekali tersebut, Endang mengatakan sejak awal 2014 pertunjukan sendratari yang dikemas outdoor ini sudah memiliki penggemar sendiri. “Sejak awal tahun lalu, penonton di pertunjukan gratis ini bisa menembus 1.000 orang. Penontonnya saat ini sudah terbangun,” beber Endang.