Selain penjual jamu gendong, upacara tersebut juga diikuti oleh para petani, anggota karang taruna dan para pelajar. Mereka memakai kostum yang dipakai kala beraktivitas sehari-hari.
“Saya dan teman-teman penjual jamu gendong berinisiatif mengikuti upacara HUT Kemerdekaan Indonesia dengan memakai kostum yang dipakai saat bekerja. Ini sebagai bentuk partisipasi wong cilik,” kata Sunarti, salah seorang penjual jamu gendong.
Kepala Dusun (Kadus) Jati Bedug, Desa Purworejo, Agus Subakat, yang didapuk sebagai inspektur upacara mengatakan penyelenggaraan upacara peringatan ala Jawa itu merupakan inisiatif warga setempat sebagai wujud menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
“Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI telah dilaksanakan dua tahun berturut-turut,” terang dia.
Menurut dia, Warga Negara Indonesia (WNI) harus mempunyai kesadaran tinggi atas perjuangan para pahlawan sehingga kemerdekaan Indonesia diakui oleh bangsa-bangsa lainnya.