Pemkab Sukoharjo menggelar pertemuan untuk mengatasi permasalahan limbah yang mencemari Sungai Bengawan Solo di Balai Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Sabtu (11/9/2021). Kegiatan itu dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setiyono, Camat Polokarto, Heri Mulyadi, puluhan perajin etanol dan batik printing di wilayah Polokarto.
Di Sukoharjo, ada dua sentra industri pembuatan etanol yakni Desa Bekonang, Mojolaban dan beberapa desa di wilayah Polokarto seperti Ngombakan dan Karangwuni. Sentra industri etanol di Bekonang telah memiliki IPAL terpadu yang dibangun pada 2002. Anggaran pembangunan IPAL terpadu berasal dari APBD Sukoharjo.
Baca Juga: Wajib! Produsen Beras Sukoharjo Harus Cantumkan Label Sukoharjo di Kemasan
Butuh Komitmen Kuat
Sri tak memungkiri masih ada perajin etanol yang membuang limbah alkohol ke sungai pada malam hari. Belum ada IPAL terpadu yang digunakan untuk mengolah limbah akohol setiap hari. Pemerintah Desa Ngombakan telah menyiapkan tanah kas desa seluas 2.000 meter yang menjadi lokasi pembangunan IPAL terpadu.Butuh komitmen agar para perajin etanol tak lagi membuang limbah alkohol ke sungai. "Para perajin etanol harus saling mengingatkan agar tidak membuang limbah alkohol ke sungai. Begitu pula para perajin batik printing di pinggir Bengawan Solo," ujar dia.
Baca Juga: Pencemaran Bengawan Solo Persoalan Klasik, Ini Cara Mengatasinya Menurut Gibran
Camat Polokarto, Heri Mulyadi, mengatakan hasil kesepekatan tersebut harus benar-benar ditaati para pelaku industri kecil dan menengah di sepanjang sungai terpanjang di Jawa. Selama ini, kesadaran para pelaku industri kecil dan menengah untuk menjaga ekosistem sungai sangat rendah. Mereka membuang limbah cair sewaktu-waktu ke sungai tanpa memperhatikan aspek lingkungan hidup dan ekosistem sungai.Heri berharap para pelaku industri tak hanya profit oriented melainkan turut berpartisipasi melestarikan dan menjaga ekosistem sungai. "Saya bakal berkoordinasi dengan DLH Sukoharjo untuk mengawasi pengolahan limbah cair para perajin etanol batik printing. [Limbah alkoh] tak masalah mau diolah secara mandiri asalka tidak dibuang langsung ke sungai," tutur Heri.
Pupuk Ciunik
Sementara itu, Kepala DLH Sukoharjo, Agustinus Setiyono, mengatakan pemerintah daerah tak tinggal diam dalam penanganan pencemaran Bengawan Solo. Beragam upaya telah dilakukan guna menekan limbah cair di Bengawan Solo. Agustinus mendorong agar para perajin etanol mengolah limbah alkohol menjadi pupuk ciunik.Pupuk ciunik merupakan pupuk nonorganik yang terbuat dari sari tebu sebagai bahan baku pembuatan alkohol. "Penggunaan pupuk ciunik sudah dibuktikan kalangan petani di Sukoharjo. Tanah sawah yang dicampur pupuk ciunik lebih subur sehingga berimplikasi pada peningkatan produktivitas padi," papar dia.
Baca Juga: Round Up Pencemaran Bengawan Solo: Polda Mulai Selidiki, Provinsi Diminta Turun Tangan
Upaya lainnya, lanjut Agustinus, Pemkab Sukoharjo telah mengajukan proposal bantuan pembangunan IPAL terpadu ke pemerintah pusat pada 2020. Kebutuhan anggaran pembangunan IPAL terpadu di wilayah Desa Ngombakan, Kecamatan Pololarto senilai Rp6 miliar. "Semestinya pembangunan IPAL terpadu dikerjakan pada 2020. Lantaran realokasi anggaran maka belum bisa terealisasi hingga sekarang. Mudah-mudahan, pembangunan IPAL terpadu dieksekusi pada tahun depan," kata dia.