Boyolali (Espos)--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pada tahun 2010 ini mengubah sistem penyaluran bantuan benih yang diberikan kepada petani di wilayah Kota Susu.
Dua sistem yang akan diterapkan dalam penyaluran bantuan dari pemerintah itu adalah dengan sistem Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Kabupaten Boyolali, Juwaris mengemukakan penyaluran bantuan benih dengan sistem SLPTT dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan benih dengan kondisi lahan yang ada.
“Dengan sistem SLPTT ini, diharapkan penyaluran bantuan dapat lebih tepat sasaran dan tidak terjadi penyelewengan karena kebutuhan benih disesuaikan dengan kondisi lahan,” ungkap Juwaris kepada wartawan di Boyolali, Jumat (12/2).
Juwaris menyebutkan dari sekitar 1.600 kelompok tani (KT) yang terbentuk di Kabupaten Boyolali, pihaknya mencatat saat ini ada sebanyak 500 KT yang telah mengikuti sistem SLPTT.
Sementara itu, penyaluran bantuan benih dengan sistem BLBU dilakukan dengan memberikan bantuan berupa benih berkualitas kepada KT.
“Terkait penyaluran bantuan benih berkualitas tersebut, kami juga menyosialisasikan kepada petani dengan melibatkan camat dan jajarannya,” terang Juwaris.
Sistem penyaluran bantuan benih kepada petani pada tahun 2010 menurut Juwaris memang berbeda dengan sistem penyaluran bantuan sebelumnya.
“Sebelumnya bantuan benih diwujudkan dengan uang yang masuk ke rekening kelompok tani. Namun hal ini relatif rawan terjadinya tindak penyelewengan,” kata Juwaris.
Lebih lanjut Juwaris mengatakan diterapkannya dua sistem itu diharapkan mampu menunjang peningkatan produksi pangan minimal 5% per tahun. Pada periode sebelumnya, kenaikan produksi padi dan tanaman pangan lain di Boyolali sudah mencapai 5% selama beberapa tahun terakhir secara berturut turut. sry