Esposin, SRAGEN — Sulami, 35, perempuan penderita ankylosis spondylitis atau punggung bambu asal Selorejo, Mojokerto, Kedawung, Sragen yang membuatnya bak manusia kayu dirawat secara intensif oleh tim dokter RSUD dr. Moewardi Solo selama delapan hari terhitung sejak Rabu (25/1/2017).
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Pada hari kedua, Kamis (26/1/2017), Sulami menjalani tranfusi darah dengan menghabiskan dua kantong darah. Bantuan biaya hidup keluarga Sulami yang menemani manusia kayu itu di RSUD Moewardi senilai Rp2,3 juta.
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tangen, Widowati, yang ditunjuk Dinas Sosial (Dinsos) Sragen untuk mendampingi keluarga Sulami selama menjalani pemeriksaan intensif di Solo, Kamis sore, menyampaikan tranfusi darah kepada Sulami merupakan langkah maju terhadap penanganan kasus penyakit yang diderita Sulami.
“Sebelumnya terjadi tarik ulur di lingkungan keluarga Sulami karena tidak ada yang menunggui Sulami selama di RS. Saya dan kepala desa membujuk kakak Sulami, Tugiman, untuk bersedia menunggui Sulami selama proses pemeriksaan selama delapan hari di RSUD dr. Moewardi Solo itu. Akhirnya, Tugiman mau,” ujar Widowati.
Saat kunjungan Gubernur, Rabu malam, keluarga Sulami mendapat bantuan dana operasional senilai Rp2 juta. Wiwid, sapaan akrabnya, mengatakan bantuan dari para wartawan juga ada.
Dia menyebut total bantuan untuk biaya hidup keluarga selama di Solo mencapai Rp2,3 juta. Sementara untuk biaya pengobatan Sulami, ujar dia, ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Untuk pengobatan yang di luar tanggungan BPJS akan dibiayani langsung oleh RSUD dr. Moewardi sendiri. Hal itu sesuai dengan instruksi Gubernur yang meminta agar memberi pelayanan kesehatan terbaik untuk Sulami,” tambahnya.
Kakak Sulami, yakni Tugiman, mengatakan Sulami dirawat di Bangsal Mawar kelas II nomor 3 RSUD dr. Moewardi Solo. Dia menyampaikan tranfusi darah untuk Sulami sudah menghabiskan dua kantong. Selain itu, Tugiman melihat ada pemeriksaan dari dokter tulang dan dokter penyakit dalam.
“Katanya adik saya itu akan dirawat selama sepekan. Mungkin yang penting kakinya yang luka itu bisa sembuh dulu. Selama ini keluarga hanya diam menunggu Sulami dan tidak diberi tahu penanganan medisnya seperti apa. Tahunya ya diperiksa dan ditranfusi saja,” ujarnya.