Esposin, WONOGIRI — Pertamina telah menambah kuota elpiji 3 kg sebanyak 62.000 tabung selama empat hari, Jumat-Senin (6-9/9/2024), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Wonogiri. Tambahan kuota ini untuk memenuhi permintaan elpiji 3 kg yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
Area Manager Communication Relation & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, menyampaikan sebelumnya pada 19 Agustus 2024, Pertamina juga memberikan kuota tambahan fakultatif untuk Wonogiri sebanyak 7.600 tabung elpiji 3 kg.
Promosi Melalui Pemberdayaan, BRI Angkat Potensi Klaster Buah Kelengkeng di Tuban
Penambahan kuota elpiji 3 kg ini juga diberikan kepada daerah lain di Soloraya. Selama empat hari itu, Pertamina menggelontorkan tambahan elpiji bersubsidi sebanyak 636.000 tabung ke wilayah Soloraya.
”Untuk Kabupaten Wonogiri kami tambah 62.000 tabung elpiji 3 kg yang terbagi di 19 agen,” kata Galih saat dihubungi Espos.id, Senin (9/9/2024).
Dia menerangkan permintaan elpiji 3 kg meningkat karena kebutuhan penggunaan elpiji oleh masyarakat juga naik. Perluasan penggunaan itu antara lain untuk bahan bakar pompa pengairan pertanian saat kemarau.
Galih menyebut sesuai Perpres No 104/2007 & 38/2019, sejatinya elpiji 3 kg hanya diperuntukkan rumah tangga miskin, usaha mikro, petani sasaran (petani kecil), dan nelayan sasaran (nelayan kecil).
Sementara itu, sesuai surat edaran Dirjen Migas No B-2461/MG.05/DJM/2022, usaha yang dilarang menggunakan elpiji 3 kg meliputi restoran, hotel, peternakan, pertanian (di luar petani sasaran), tani tembakau, jasa las, batik, dan binatu atau laundry.
Usaha-usaha yang dilarang menggunakan elpiji 3 kg itu semestinya memakai elpiji nonsubsidi. Pertamina menyediakan elpiji nonsubsidi dengan ukuran 5,5 kg, 12 kg, dan 50 kg yang bisa didapatkan di pangkalan-pangkalan elpiji.
“Kami mewajibkan konsumen menyebutkan Nomor Induk Kependudukan [NIK] saat membeli elpiji 3 kg di pangkalan. Sifatnya untuk pendataan transaksi dan konsumen,” ujar dia.
Sementara itu, berbarengan dengan peningkatan permintaan elpiji 3 kg, tingkat penjualan lelpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg juga melonjak di Kabupaten Wonogiri.
Pemilik salah satu pangkalan gas di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Widiyanto, mengatakan permintaan gas melon meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini. Ia mengaku sampai kewalahan memenuhi permintaan warga.
Pembeli Elpiji Nonsubsidi Meningkat
Sebanyak 50 tabung gas melon ludes dalam waktu kurang dari sehari di pangkalannya. Sebelum pangkalan buka saat pagi, banyak warga yang sudah mengantre membeli elpiji bersubsidi itu. Tak sedikit warga yang tak kebagian gas melon saat membeli di pangkalan.Kondisi ini memengaruhi tingkat penjualan elpiji nonsubsidi. Menurut Widiyanto, mulai banyak warga yang membeli elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg sebagai alternatif saat gas melon sulit didapatkan karena permintaan melonjak.
Dia menjelaskan biasanya gas nonsubsidi di pangkalannya denga kuota 50 tabung untuk masing-masing ukuran 5,5 kg dan 12 kg baru habis setelah sepekan. Sekarang, dua jenis elpiji nonsubsidi ludes dalam dua hari dengan jumlah masing-masing 50 tabung.
”Meningkatnya 100%. Mereka yang memang mampu beli gas nonsubsidi, jadi beli itu. Tingkat penjualan elpiji nonsubsidi ini melonjak. Saya juga jadi kewalahan, padahal kuotanya sudah ditambah juga,” kata Widiyanto.
Dia menyampaikan harga elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg senilai Rp95.000/tabung. Sedangkan elpiji 12 kg seharga Rp200.000/tabung. Widiyanto menyebut permintaan gas melon yang melonjak itu ternyata menimbulkan sisi positif untuk penjualan elpiji nonsubsidi.
Di sisi lain, hal ini mendorong warga yang memang kalangan kelas menengah untuk menggunakan elpiji nonsubsidi. Menurutnya, selama ini masih ada sejumlah warga yang sebenarnya mampu secara ekonomi, tetapi memilih menggunakan elpiji 3 kg. Mereka biasanya beli di pengecer.
Dia menambahkan permintaan gas melon yang meningkat ini sebenarnya terjadi setiap kemarau, khususnya di Kabupaten Wonogiri. Hal ini karena banyak petani yang menggunakan gas melon untuk kebutuhan pertanian. Mereka memakai gas melon sebagai bahan bakar mesin penyedot air untuk mengairi lahan pertanian.
Data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Wonogiri, kuota elpiji 3 kg pada 2024 sebanyak 9.637.000 tabung. Hingga Juli 2024, serapan elpiji yang sudah disalurkan kepada masyarakat sebanyak 5.806.980 tabung atau 60,3%.