Esposin, SOLO -- Polsek Jebres menangkap dua orang penjambret di Pucangsawit, Jebres, Rabu (4/1/2017). Mereka adalah Dedy Kristiawan 29, warga Kampung Sampangan RT 004/RW 009, Sangkrah, Pasar Kliwon, dan Andreas Rusman, 30, warga Kampung Semanggi RT 002/RW 022, Semanggi, Pasar Kliwon.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Kapolsek Jebres, Kompol Edison Pandjaitan, mengatakan penangkapan kedua penjambret berdasarkan laporan masyarakat yang resah dengan maraknya kasus jembret di Jebres. Polisi langsung menyelidiki dengan mengerahkan personel berjaga di lokasi rawan jambret.
“Kami langsung menyelidiki dan mendapati ciri-ciri kedua pelaku dari keterangan korban,” ujar Edison saat ditemui wartawan di Mapolsek Jebres, Kamis (5/1/2017).
Polisi, lanjut dia, langsung mengejar kedua pelaku dan berhasil menangkap mereka saat berada di warnet wilayah Jebres. Edison mengatakan pelaku mengaku telah menjambret dua kali di dua lokasi berbeda di Jl. Ir. Juanda, Jebres.
Ia menjelaskan kasus jambret pertama dilakukan pada November 2016 dengan korban seorang perempuan. Pelaku berhasil membawa kabur satu unit polsel merek Advan, kartu ATM, dan uang tunai Rp200.000.
Kasus kedua terjadi pada Desember 2016 pukul 18.00 WIB. Pelaku berhasil membawa kabur uang tunai senilai Rp500.000 dan ponsel merek Samsung.
“Pelaku telah menjual semua barang hasil jambret. Kami menemukan ponsel Samsung milik korban yang telah dijual pelaku senilai Rp1 juta,” kata dia.
Edison mengatakan polisi menyita barang bukti sepeda motor Honda Beat berpelat nomor AD 4787 ZS yang dijadikan sarana pelaku menjambret di dua lokasi. Kedua pelaku dijerat Pasal 363 KUHP tetang pencurian dengan pemberatan (curat) dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
“Korban jambret di Pucangsawit mengalami patah tulang tangan kanan akibat terjatuh dari sepeda motor. Korban dirawat di RS Kustati,”kata dia.
Sementara itu, Dedy Kristiawan mengaku menjambret kerena butuh uang untuk biaya sekolah anaknya. Selama ini ia bekerja di toko mebel di kawasan Jebres.
“Saya nekat menjambret karena gaji bekerja di toko mebel tidak cukup untuk membiayai anak sekolah,” kata dia.