Esposin, KLATEN — Tim medis Desa Carikan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah mulai menemukan anak bawah lima tahun (Balita) terserang penyakit batuk dan pilek (bapil) serta beberapa warga lanjut usia (lansia) menderita sakit kembung, Jumat (17/12/2021) pagi, setelah banjir menerjang wilayah mereka.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Carikan dan bidan desa setempat meminta ke warga terdampak banjir akibat luapan air dari Sungai Buntung tetap mengungsi di Kantor Desa Carikan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Sebagaimana diketahui, air Sungai Buntung yang berbatasan antara Desa Carikan (Kecamatan Juwiring) dan Desa Kingkang (Kecamatan Wonosari) tiba-tiba meluap, Kamis (16/12/2021) sore. Satu jam sebelumnya, kondisi di kawasan Sungai Buntung dilanda hujan deras.
Akibat luapan air Sungai buntung itu, ratusan rumah di Carikan, Kecamatan Juwiring terendam banjir. Sejumlah warga terdampak banjir langsung mengungsi ke Kantor Desa Carikan.
Warga Carikan, Kecamatan Juwiring terdampak banjir tersebar di RW 001 (Dukuh Cabean, Dukuh Puanan, Dukuh Padangan); RW 002 (Dukuh Ngemplak, Dukuh Gulon, Dukuh Carikan); RW 003 (Dukuh Pacing Wetan, Dukuh Pacing Tengah, Dukuh Pacing Sunangan). Total warga terdampak mencapai 300-an orang. Hingga Jumat (17/12/2021) pagi, beberapa balita dan lansia tetap bertahan di Kantor Desa Carikan.
"Sebagian besar yang mengungsi di kantor desa sudah pada kembali ke rumah masing-masing mulai pagi ini. Tapi, beberapa balita dan lansia kami minta tetap bertahan di sini. Menunggu kondisi rumah benar-benar bersih dan situasi kondusif terlebih dahulu. Di sini bantuan mengalir dari mana-mana," kata Kepala Desa (Kades) Carikan, Kecamatan Juwiring, Katiyono, saat ditemui Esposin, di kantornya, Jumat (17/12/2021).
Baca Juga: Ikut Terendam Banjir, Motor Dinas NMAx Kades Carikan Klaten Rusak
Hal senada dijelaskan Bidan Desa Carikan, Kecamatan Juwiring, Munari. Hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan ditemukan beberapa balita yang mengalami bapil. Di samping itu terdapat kaum lansia mengalami sakit kembung.
"Di sepanjang sungai [Sungai Buntung] memang menjadi langganan banjir. Balita yang bapil ada dua orang. Sedangkan lansia yang kembung ada lima orang. Tadi sudah mulai sarapan dan minum obat. Kami masih memantau lebih lanjut. Semoga, cuaca di sini bisa panas [tidak hujan] sehingga mereka bisa kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Selain merendam sejumlah rumah di Carikan, luapan air Sungai Buntung juga merendam puluhan rumah di Dukuh Pare, Desa Kingkang, Kecamatan Wonosari.
Lokasi banjir di Kingkang berada di RT 003/RW 006 dan RT 001/RW 005. Di antara warga Kingkang itu terpaksa mengungsi ke rumah Pelaksana Tugas (PLt) Desa Kingkang, Suwardi hingga, Jumat (17/12/2021) pukul 02.00 WIB.
"Kalau di Kingkang, semua warga yang mengungsi di tempat pak carik [PLt Sekdes] sudah kembali ke rumah masing-masing, Jumat (17/12/2021) pukul 02.00 WIB," kata Kepala Desa (Kades) Kingkang, Kecamatan Wonosari, Suryadi.
Salah seorang warga Kingkang, Endang, 38, mengatakan banjir yang melanda di daerahnya kali ini merupakan banjir terbesar dibandingkan di waktu sebelumnya. Luapan air sungai mampu masuk ke dalam rumahnya.
"Memang di sini [Dukuh Pare] sering dilanda banjir. Soalnya dekat dengan sungai. Di tahun-tahun sebelumnya, luapan air dari sungai di Pare hanya sampai di depan rumah. Tapi kali ini, airnya sampai masuk ke dalam rumah. Saya pun sampai mengungsi ke rumah Pak Suwardi [PLt Sekdes Kingkang]," kata Endang.
Camat Wonosari, Muhammad Nur Rosyid, mengakui banjir yang melanda di Dukuh Pare, Desa Kingkang tergolong cukup besar. Namun banjir yang disebabkan luapan air Sungai Buntung tersebut berlangsung sesaat.
"Banjir yang semalam itu memang terbesar dalam sejarah. Tapi, banjirnya itu karena akibat hujan deras [berjam-jam] sehingga volume air sungai tinggi," katanya.