Esposin, SRAGEN -- Perayaan kelulusan ujian nasional (UN) di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (7/5/2016) sore, diwarnai keributan. Sekelompok massa dari organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis Islam membubarkan ratusan siswa yang ingin mengikuti perayaan kelulusan UN. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu, ratusan siswa dari berbagai sekolah lanjutan tingkat atas berkumpul di Alun-Alun Sasana Langen Putra.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Mereka mencorat-coret seragam OSIS yang dikenakan dengan cat semprot. Mereka terlihat riang gembira setelah Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen menyatakan seluruh peserta UN SMA, SMK, MA, negeri, swasta dan sederajat asal Sragen lulus 100%.
Namun, saat ratusan siswa itu berkumpul di alun-alun, tiba-tiba sekelompok massa dari ormas Islam mendatangi mereka. Mereka berteriak-teriak meminta para siswa membubarkan diri.
Para siswa itu pun tidak berani melawan. Sebagian besar memilih membubarkan diri. Hanya terdapat seorang siswi yang berani adu argumentasi dengan anggota ormas Islam itu. ”Ada satu siswi yang berusaha adu argumen, namun tetap tidak mempan. Ormas itu akhirnya membubarkan kegiatan perayaan kelulusan UN itu,” kata Dita, siswi SMAN 1 Sragen, saat ditemui Esposin di Sragen, Minggu (8/5/2016).
Dita menyesalkan adanya ormas yang membubarkan kegiatan perayaan kelulusan UN itu. Menurutnya, puncak dari perayaan kelulusan UN di Alun-Alun Sasana Langen Putra adalah pelepasan balon ke udara dan foto selfie dari udara menggunakan drone.
”Balon belum dilepas. Pengambilan foto dari udara juga belum dilakukan. Tapi, ormas itu sudah keburu datang untuk membubarkan kami,” kata Dita. Hal senada juga disampaikan teman Dita, Brietya. Menurutnya, perayaan kelulusan UN pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah dibubarkan oleh ormas Islam. ”Tahun lalu, lancar-lancar saja. Pembubaran perayaan kelulusan UN oleh ormas ya baru kali ini,” kata dia.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pimpinan ormas Islam tersebut. Saat Esposin menghubungi nomor teleponnya, yang bersangkutan tidak bersedia menganggap. Saat dikirimi pesan pendek, juga tidak ada balasan.