SRAGEN--Sedimentasi Waduk Brambang yang terletak di wilayah Kecamatan Kedawung, Sragen dikeruk sejak Senin (4/6/2012) lalu. Pengerukan sedimentasi juga dilakukan di dua waduk lainnya, yakni Waduk Botok dan Gembong. Total anggaran pengerukan tiga waduk itu mencapai Rp3 miliar.
Promosi Intip Upaya BRI Memberdayakan UMKM di Balik Kesuksesan MotoGP Mandalika 2024
Sebanyak tiga backhoe, Minggu (10/6/2012) beraktivitas mengeruk tanah di Waduk Brambang. Pengerukan waduk itu diperkirakan berlangsung sampai enam bulan atau 180 hari.
Ketua Paguyuban Petani Pengelola Air (P3A) kebayanan Wonokerso, Marijan, saat dijumpai Espos.id,mengungkapkan sebelum pengerukan dimulai para petani anggota P3A dikumpulkan untuk rapat bersama. Pengerukan waduk itu, kata dia, dilakukan atas usulan petani untuk mengembalikan kapasitas waduk seperti semula.
“Waduk Brambang ini dibangun sekitar 1925 silam. Kedalaman waduk mencapai 4,25 meter. Namun dengan banyaknya sedimentasi kedalaman waduk berkurang, sehingga waduk ini mengering paling dulu pada musim kemarau tahun ini. Kami berharap dengan pengerukan waduk daya tampung waduk bisa kembali seperti semula,” tutur Marijan, Minggu .
Mantri Pengairan Waduk Brambang, Taryo, mengungkapkan pengerukan tiga waduk itu merupakan satu paket pekerjaan dengan alokasi anggaran dari pusat senilai Rp3 miliar. Pengerukan kali pertama, tambah dia, dilakukan di Waduk Brambang. Pengerukan selanjutnya dilaksanakan di Waduk Botok. Sedangkan pekerjaan di Waduk Gembong relatif sedikit.
“Sedimentasi di Waduk Brambang mencapai 55.000 m3. Dengan pengerukan sedimentasi itu diharapkan kapasitas waduk bertambah 30%-40%. Waduk peninggalan Belanda itu sudah dikeruk kali ketiga ini. Pengerukan pertama dan kedua dilakukan beberapa tahun lalu dengan anggaran Pemkab Sragen. Karena anggaran minim, pengerukan tak dilakukan secara maksimal,” ungkapnya.