Esposin, SOLO--Rasionalisasi anggaran dari pemerintah pusat yang memangkas transfer dana ke daerah belum berdampak pada revitalisasi Museum Radya Pustaka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal tetap memberikan dukungan bagi museum tertua di Indonesia itu.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, dalam kunjungan singkatnya ke Museum Radya Pustaka, Selasa (21/6/2016), menyebutkan revitalisasi ke salah satu museum di Solo tersebut merupakan pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Di satu sisi kami memang punya anggaran yang sedang kontraksi [rasionalisasi anggaran]. Tapi di sisi lain kami punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama. Ya pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat,” jelasnya.
Anies mengaku sudah melihat secara langsung kondisi sejumlah koleksi museum termasuk di antaranya pusaka, canthik perahu Rajamala, hingga koleksi naskah dan manuskrip kuno.
“Saya ke sini untuk melihat situasinya. Setelah melihat ini, intinya kami tetap ingin mendukung. Teknisnya nanti akan dilaksanakan direktur [Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud]. Nanti beliau yang akan ditugaskan ke sini untuk membicarakan langkah-langkah yang bisa dijadikan program di sini,” urai Anies.
Mendikbud menilai keberadaan Museum Radya Pustaka merupakan peninggalan berharga yang patut dilestarikan dan diteladani generasi muda. “Ternyata pendahulu kita sudah memikirkan nantinya pada 2016 ada orang datang ke sini. Padahal ini dibuat 1890. Ini jadi peninggalan jangka panjang. Saya kira kita di Indonesia harus bisa berpikir seperti itu juga,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo, belum mengetahui kepastian bantuan dari Kemendikbud. “Kami belum tahu. Kepastian dan detailnya seperti apa. Yang jelas Pak Menteri ke sini sudah menujukkan perhatian pemerintah pusat,” kata dia.
Jika diperkenankan memilih, komite lebih menginginkan bantuan bagi Museum Radya Pustaka diwujudkan dalam bentuk revitalisasi pengelolaan dibandingkan pembangunan fisik. “Ya kalau boleh memilih, kami inginnya ada bantuan perbaikan pengelolaan. Seperti diketahui, kondisi di sini serba terbatas,” ungkap Purnomo.