Esposin, BOYOLALI -- Pengelola objek wisata Waduk Kedung Ombo (WKO) di wilayah Kemusu, Boyolali, berharap mendapatkan limpahan pengunjung atas penutupan WKO di wilayah Grobogan.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pelaksana tugas Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Karangwinong, Kemusu, Sulatri, Selasa (19/9/2017), mengatakan sejauh ini penutupan objek wisata WKO baru dilakukan di wilayah Grobogan. Sementara, WKO di wilayah Kemusu, tepatnya di Desa Wonoharjo tetap beroperasi namun pengunjung tak diperbolehkan membawa kendaraan memasuki area WKO.
"Pengunjung diperbolehkan masuk secara gratis, namun berjalan kaki. Pengunjung bisa memanfaatkan jasa ojek di lokasi," ujarnya.
Sulatri mengaku tak mengetahui secara pasti alasan penutupan objek wisata WKO di Grobogan. Informasi yang berkembang, penutupan itu dilakukan karena adanya pemeriksaan dari aparat Kejaksaan Tinggi ihwal pengutan pengunjung yang dinilai ilegal lantaran tak memiliki dasar hukum.
"Kalau objek wisata WKO di Wonoharjo, Insya Allah tertib administrasi. Jadi, objek wisata kita tetap jalan," terangnya.
Diakui Sulatri, penutupan WKO Grobogan sedikit membawa berkah bagi WKO di Kemusu. Sebab, sejumlah pengunjung yang kecele, beralih menuju objek wisata WKO di Kemusu.
Sayangnya, kata dia, infrastuktur menuju WKO Kemusu tak semulus seperti WKO di Grobogan dan Sragen. Sehingga, kenaikan jumlah pengunjung WKO di Boyolali tak signifikan.
"Jalan menuju WKO Kemusu sejauh ini memang sangat memprihatinkan. Kalau hujan, jalan-jalan menjelma kubangan semua," terangnya.
Hal senada juga diungkapkan warga Desa Wonoharjo, Pujiyanto. Menurut Pujiyanto, satu-satunya akses menuju WKO di Kemusu memang sudah sangat tak layak. Ia berharap, proses pengukuran jalan untuk mengawali perbaikan jalan tak sekadar kamuflase. Namun harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata.
"Kami berharap, rencana perbaikan jalan ini menjadi penggerak ekonomi warga Boyolali wilayah utara serta warga Grobogan," tambahnya.