SOLO--Terkait kemungkinan kerjasama dengan China tentang pengadaan bus pariwisata, nantinya juga akan diatur mengenai pembagian biaya operasional.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Pihak Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo tak ingin seluruh kebutuhan operasional ditanggung sendiri oleh Pemkot. Hal itu termasuk pengadaan sparepart bus bermerek King Long tersebut.
“Sparepart harusnya mereka yang tanggung. Kalau kami semua yang nanggung susah,” tutur Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, saat ditemui wartawan di wilayah Laweyan, Selasa (26/2/2013).
Seperti diberitakan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo terus menjajaki kemungkinan kerjasama dengan China ihwal pengadaan bus pariwisata. Opsi bagi hasil rencananya akan ditawarkan Pemkot dalam kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, investor China menawarkan lima armada busnya untuk mendampingi bus tingkat Werkudara.
“Jika kesepakatan resmi dibuat, nanti akan dirumuskan bentuk kerjasamanya. Menurut kami yang paling memungkinkan bagi hasil,” ujar Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, saat ditemui wartawan di wilayah Laweyan, Selasa.
Dengan sistem bagi hasil, jelas Yosca, pendapatan bus akan dibagi oleh kedua belah pihak. Menurut Yosca, hal tersebut tidak masalah sepanjang China mau memberikan gratis armadanya.
“Nanti akan ada MoU (Memorandum of Understanding) yang menentukan besaran tarif hingga bagi hasil. Mau 50-50 atau 40-60 tidak masalah,” tuturnya.
Pihaknya optimistis pengadaan bus China itu akan semakin menggairahkan iklim pariwisata Solo, khususnya wisata bus tingkat. Terlebih dia sudah mengetahui keandalan bus berkapasitas 50 orang tersebut. Dia mengklaim prototype bus itu sudah banyak dipakai negara maju seperti Arab Saudi dan Dubai.
“Desainnya juga sangat menarik. Kalau melihat Werkudara yang selalu overload saat masa liburan, penambahan bus menjadi tepat.”