Esposin, WONOGIRI -- Masyarakat Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri dua hari ini, Jumat dan Sabtu (18-19/12/2015) gempar dengan kabar ditemukannya kerangka manusia di Dusun Jetak, desa setempat.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Sabtu pagi, kegalauan warga terbantah setelah tulang kerangka manusia itu terbukti ditemukan di bawah bebatuan dan rerimbunan ranting pohon.
Informasi yang dihimpun Esposin, Sabtu (19/12), dugaan kerangka manusia itu berjenis kelamin perempuan. Di tulang-tulang berbentuk tubuh manusia terdapat BH dan celana dalam.
Sedangkan, kegemparan warga berawal dari seorang warga Dusun Wonokerto RT 001/009, Desa Sambiroto, Surahmin, 60 berlari setelah melihat tengkorak manusia, sesaat mencari rumput di salah satu lahan tegalan milik warga setempat.
Jumat siang Surahmin dikagetkan dengan temuannya sendiri. Dia saat itu melihat sebuah bola namun saat didekati dan dibalik ternyata muncul muka manusia. Apa yang diduga bola oleh Surahmin merupakan batok kepala manusia.
Warga Wonokerto itu bercerita kepada temannya yang jga mencari rumput, Warijo. Cerita dua sekawan itu meluas dan warga Desa Sambiroto memutuskan Jumat petang berangkat ke lokasi penemuan dugaan tengkorak manusia.
Namun niat itu urung terlaksana karena hujan deras mengguyur Sambiroto. Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB warga mengumpulkan niat dan datang ke lokasi.
Tertimbun Ranting
Warga dikagetkan dengan penemuan tulang yang diduga milik manusia tertimbun bebatuan dan ranting pepohonan. Kepala Desa Sambiroto, Sukatno mengatakan, kerangka manusia diduga berjenis kelamin perempuan itu ditemukan di ladang milik Agus Widiyanto, warga Dusun Trukan, Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro.
“Saya diberitahu penemuan kerangka manusia dari warga kami lewat SMS. Saat itu kami sedang bermain bulutangkis dan bergegas ke lokasi penemuan. Di kerangka ditemukan BH, celana dalam, kalung bermagnet. Kami segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk penanganannya.”
Beredar kabar kerangka manusia itu korban pembunuhan. Lokasi penemuan kerangka manusia agak sulit dijangkau manusia karena berada di lereng bebatuan dan masuk seperti gua. Sukatno menyatakan, penyebab kematian korban menjadi kewenangan polisi.
“Melihat kondisi dan kabar di masyarakat kerangka yang ditemukan diduga korban pembunuhan. Ada dugaan pembakaran karena di sebagian tulang bagian pinggul gosong atau terbakar. Apakah kabar masyarakat benar atau tidak menjadi tugas kepolisian untuk menyelidiki.”
Diakui oleh Sukatno, beberapa bulan lalu sekitar tiga bulan hingga lima bulan warga sekitar pernah menemukan bau seperti bangkai. Tapi, ujarnya, masyarakat sekitar tak menghiraukan jika bau tersebut berasal dari bangkai manusia.
“Warga yang biasa menggarap ladang di sekitar lokasi penemuan kerangka pernah mencium bau tetapi dianggap bangkai hewan. Apalagi lokasinya di lokasi oro-oro (hutan kecil) yang jarang dirambah manusia,” jelasnya.