“Yang saya ketahui, bayi itu hendak diadopsi oleh seorang dosen UNS Solo yang lama tidak punya anak. Secara ekonomi mampu,” kata Khumaidi, saat ditemui Esposin di rumahnya, Rabu (18/72012). Apa yang diutarakan Khumaidi bukan tanpa alasan, sebab beberapa hari lalu ada petugas Puskesmas Gajahan mendatangi rumahnya untuk meminta persetujuan. Dalam isi surat persetujuan tersebut, Khumaidi disuruh untuk menandatangani dan menyetujui. “Kalau enggak salah, pengadopsi itu piyayi Sangkrah, Pasar Kliwon. Informasinya mempunyai rumah di daerah Palur, Karanganyar,” kata Khumaidi mengingat pembicaraan dengan petugas puskesmas waktu itu.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Namun sayangnya, Khumaidi dan istri, Sari, 62, agak kecewa pada petugas puskesmas yang tidak memberitahu nama dan alamat si pengadopsi tersebut. Padahal, maksud Khumaidi hanya ingin tahu keberadaan bayi apabila kelak akan menengoknya. “Saya ini hanya kasihan pada nasib bayi itu. Bukan maksud apa-apa, saya sebenarnya siap merawat, namun melihat umur yang tidak memungkinkan akhirnya saya serahkan kepada pihak Puskesmas Gajahan. Siapa tahu ada orang yang benar-benar merawat bayi tersebut,” terang Khumaidi.
Khumaidi sampai saat ini menyakini bahwa bayi itu sudah diadopsi oleh dosen yang beristrikan bidan atau perawat. Saat disinggung mengenai keberadaan bayi yang dititipkan pada Dinas Sosial, Khumaidi tidak mengetahui. “Saya enggak tahu Mas. Niat saya dari awal mung nulung. Saya turut menandatangani surat persetujuan itu dengan harapan bayi dapat dirawat baik oleh orang yang bertanggungjawab,” papar Khumaidi.
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Parni Handoko, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, menegaskan bahwa aparat kepolisian hanya membuat surat rekomendasi untuk perawatan bayi kepada Puskesmas Gajahan. “Wilayah kami yakni menyelidiki siapa identitas orangtua bayi tersebut. Selain itu, bukan kewenangan aparat kepolisian,” papar Parni.
Saat Esposin berusaha mengonfirmasi kepada petugas Puskesmas Gajahan, semua petugas bungkam. “Silakan ketemu langsung saja sama Kepala Puskesmas, saya tidak berwenang memberikan keterangan,” ujar petugas yang enggan disebutkan namanya.