Esposin, SOLO — Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Solo meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memberikan jaminan kerja bagi para lulusan sekolah kejuruan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Mendikbud diminta tak hanya memikirkan penyesuaian kurikulum SMK dengan kebutuhan dunia industri. Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, mengkritik kurikulum SMK yang tak sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Setelah kritik itu dilontarkan, Mendikbud, Muhadjir Effendy, berjanji menyesuaikan kurikulum SMK dengan kebutuhan pasar industri agar lulusannya terserap secara optimal.
Ketua MKKS SMK Solo, Suratno, mengatakan sebenarnya kurikulum di SMK sekarang sudah disinkronkan dengan kebutuhan industri. “Sinkronisasi memang belum berjalan optimal sehingga kalau ada kebijakan dari Mendikbud akan lebih baik. Kami mendukung,” kata dia saat ditemui Esposin di ruang kerjanya di SMKN 2 Solo di Jl. Adisucipto Solo, Rabu (20/9/2017).
Suratno menilai belum optimalnya sinkronisasi kurikulum SMK disebabkan belum adanya pemahaman yang sama antara sekolah dengan dunia industri. Kondisi tersebut, sambung dia, mengakibatkan kurikulum di SMK belum bisa sepenuhnya sesuai dengan keinginan dunia industri. “Sekolah memang harus menyesuaikan dan mengikuti perkembangan dunia industri yang cepat,” kata dia.
Saat ini ada beberapa industri seperti sepeda motor dan komputer yang membuka kelas khusus di SMK dengan kurikulum serta tenaga pengajar yang menyesuaikan ketentuan pihak industri. Dengan demikian lulusan bisa langsung bekerja di perusahaan tersebut.
“Bila ada kebijakan resmi dari pemerintah pusat yakni Mendikbud dan Menteri Perindustrian maka sinkronisasi kurikulum SMK dengan indusri bisa berjalan baik,” kata Kepala SMKN 2 Solo ini.
Dia meminta kebijakan Mendikbud tidak hanya berhenti pada menyesuaikan kurikulum SMK dengan indusri, namun juga ada jaminan penyerapan kerja untuk lulusan SMK. “Siswa lulusan SMK yang akan bekerja nantinya harus bisa 100 persen terserap di dunia industri,” kata dia.
Sementara itu, Kepala SMKN 4 Solo, Suyono, mendukung langkah Mendikbud yang akan menyesuaikan kurikulum SMK dengan industri. “Tinggal dilakukan penyelarasan kurikulum SMK dengan industri agar siswa lulusan SMK bisa diterima bekerja di dunia industri,” jelas dia.
Di era perdagangan bebas Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA), imbuh Suyono, komptensi siswa lulusan SMK sangat diperlukan agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing. “Apabila lulusan SMK tidak memiliki kompetensi, mereka tidak akan mampu bersaing di dunia kerja yang dipenuhi tenaga kerja asing,” kata Suyono.