Puluhan orang berpakaian hitam duduk berjejer mengelilingi sebuah rumah di Dusun Jenak, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Mereka sesekali berbisik-bisik memperbincangkan musibah pendakian yang terjadi di Gunung Lawu.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Pagi itu, Selasa (12/11), warga setempat menghadiri pemakaman pendaki Gunung Lawu, Cipto Diono, 60, yang mengembuskan nafas terakhir di sekitar pos pendakian tiga pada Senin (11/11) sekitar pukul 11.30 WIB.
Selain warga setempat, tampak wakil bupati terpilih, Rohadi Widodo, turut menghadiri prosesi pemakaman tersebut. Jenazah almarhum sendiri tiba di rumah duka sekitar pukul 03.00 WIB.
Setiba di rumah duka, jenazah langsung dimandikan dan dikafani. Almarhum dikebumikan di pemakaman desa setempat sekitar pukul 10.00 WIB.
Almarhum yang berprofesi sebagai petani sayuran meninggalkan satu istri bernama Pariyem dan tiga anak bernama Purwanti, Triyono dan Suparni.
Anak almarhum, Triyono, mengatakan almarhum berpamitan kepada anggota keluarganya hendak mendaki Gunung Lawu bersama tetangganya, Siman. Mereka mendaki Gunung Lawu untuk melakukan tirakat ritual Sura di puncak Hargo Dalem.
“Almarhum dan Pak Siman berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 WIB. Almarhum memang sering pergi bersama Pak Siman ke beberapa tempat yang dianggap wingit untuk tirakat. Yang pasti tirakat di Gunung Lawu setiap Sura untuk mencari berkah,” katanya saat ditemui Esposin, di rumah duka, Selasa pagi.