Diduga I Made membawa Leksa, pangilan akrab korban, karena menginginkan hak asuh anak tersebut.
Tante korban, Pariyem, 47, mengungkapkan orangtua Leksa, Dewi Ambasayekti dan I Made, saat ini tengah terjadi cekcok. Oleh karena itu, sejak delapan bulan lalu, Leksa dititipkan di rumah neneknya, Elisabet Sumarsiyati, 65, yang tinggal di Dukuh Bareng RT 003/RW 003, Jati, Gatak.
Dugaan ini menguat saat penjual nasi liwet yang berada di dekat rumah Sumarsiyati, Sandi, mengatakan Leksa dibawa laki-laki berbadan tinggi, kurus dan berkepala botak. Menurut Pariyem, ciri-ciri tersebut sesuai dengan ciri-ciri I Made.
Dia juga yakin, pelaku mengetahui seluk beluk rumah tersebut. menurut informasi yang diterima Pariyem, saat dibawa Leksa dalam keadaan sadar dan tidak menangis. Selain itu, Sumarsiyati tak kehilangan harta benda apa pun.
“Siapa lagi kalau bukan ayahnya [Leksa]?,” ungkap Pariyem kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu.
Hal tersebut diperkuat pernyataan Kanit Reskrim Polsek Gatak, Aiptu Susanto, yang mengungkapkan I Made dulu pernah berusaha mengambil Leksa hingga permasalahan tersebut harus dimediasi Camat Gatak, Suseno.
Leksa Hilang
Menghilangnya Leksa berawal saat Sumarsiyati berada di kamar mandi dan Leksa tertidur di depan TV. Saat Sumarsiyati keluar dari kamar mandi, dia mendapati Leksa sudah tidak ada di tempatnya semula. Sumarsiyati kemudian keluar dan Sandi mengatakan Leksa dibawa empat orang laki-laki dengan mengendarai dua sepeda motor menuju arah timur.
Setelah kejadian tersebut, kerabat dan tetangga langsung berkumpul dan mencoba mengejar pelaku. Namun mereka tak bisa menemukan pelaku tersebut. Walau pelaku diduga adalah ayah korban, Sumarsiyati tetap melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gatak.
Pariyem mengungkapkan yang berada di rumah saat kejadian tersebut hanya Leksa dan Sumarsiyati sedangkan orangtua Leksa tinggal di Bali. Pagi itu juga kondisi pintu semua terbuka, baik pintu pagar maupun pintu rumah.