Esposin, SRAGEN — Pencairan dana desa tahap satu, dua, tiga di Sragen per Jumat (1/10/2021) sudah mencapai 79,62 persen. Prioritas penggunaan dana desa ini adalah untuk penanganan kesehatan, bantuan langsung tunai (BLT), dan padat karya bagi warga yang kehilangan pekerjaan atau terdampak ekonomi akibat Covid-19.
Kabid Bantuan Keuangan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sragen, Endra Putranta, menjelaskan pencairan dana desa tahap satu telah 100%. Tahap kedua menyisakan satu desa yang tidak mencairkan, dan tahap tiga ada 24 desa yang sudah cair serta sembilan desa lain cair pekan depan.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
“Dana desa tahap kedua tinggal menyisakan satu Desa Nganti Kecamatan Gemolong karena ada kendala pelaksanaan kegiatan di desa maka enggak bisa mengajukan. Kami setiap tahap ada target persentase pelaksanaan kegiatan untuk mencairkan dana desa tahap selanjutnya,” kata dia kepada Esposin saat ditemui di kantornya, Jumat.
Baca Juga: Serapan Anggaran Penanganan Covid-19 Plupuh dan Miri Sragen Rendah, Kenapa Ya?
Endra mengatakan pagu anggaran dana desa sebanyak Rp175.365.649.000 untuk desa di Sragen pada tahun ini. Jumlah dana desa tahap kesatu 40%, kedua 40%, dan ketiga 20% dari total dana desa yang diterima.
Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk penanganan kesehatan dan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Penanganan kesehatan biasanya ada anggaran minimal 8 persen untuk penanganan covid-19 untuk sarpras, satgas, alat pelindung diri, dan multivitamin desa,” papar Endra.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Menyulitkan Implementasi UU Desa
Menurut dia, pemerintah desa menyusun besaran bantuan langsung tunai (BLT) sesuai pendataan calon penerima manfaat pada saat musyawarah desa. Pemdes memiliki proporsi BLT berbeda-beda sesuai kondisi wilayah masing-masing.“Padat karya tunai tergantung masing-masing desa. Misalkan pembersihan selokan atau pengurukan jalan itu langsung upahnya dibayarkan akhir pekan atau harian. Tenaga kerja dipilih yang terdampak ekonomi. Setiap desa ada kegiatannya,” paparnya.