Esposin, SOLO--Puluhan pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi mendatangi bakal lapak berjualan baru mereka di sisi selatan Stadion Sriwedari, Senin (21/3/2016) siang. PKL kecewa lantaran tempat yang disarankan pemerintah masih dipakai sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) Kelurahan Sriwedari.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pantauan Esposin, kondisi lahan yang disediakan Pemkot untuk menampung para pedagang masih digunakan hilir mudik truk pengangkut sampah. Kondisi di sekeliling tempat tersebut juga berbau pesing. Selain itu di lokasi bakal tempat relokasi lapak jauh dari sumber air bersih serta berdebu.
PKL gerobak kuning yang biasa berjualan di depan Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Jl. Slamet Riyadi, Rismiyanto, mengaku pesimistis dengan peluang usaha kuliner di kawasan yang biasa dijadikan tempat latihan kursus setir mobil itu.
“Kalau memang dipaksa pindah ke sini, pedagang paling mampu bertahan maksimal dua pekan karena sepi. Orang luar pasti malas cari makan di lokasi pesing, berdebu, dan kotor seperti ini. Apalagi tempatnya jauh dari perkantoran. Pelanggan yang biasa beli di city walk juga pasti berpikir dua kali kalau disuruh jajan ke sini,” terangnya saat ditemui Esposin di sela survei lokasi, Senin siang.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL gerobak kuning city walk, Sukirno Saptorahardjo, menyatakan pedagang dibuat resah lantaran pagi itu mendapatkan Surat Peringatan (SP) pertama agar segera pindah dari tempat mereka berjualan.
“Pagi ini banyak PKL resah menerima SP1. Padalah sesuai kesepakatan pertemuan dengan Dinas Pengelolaan Pasar dan Satpol PP sebelumnya, surat peringatan baru dilayangkan Kamis [(24/3)] besok. Padahal orang sepuh itu yang digugu omongannya,” jelasnya.
Selain menyoal penerbitan surat peringatan lebih awal dari jadwal, Sukirno juga mempermasalahkan lahan berjualan yang sampai sekarang belum disiapkan pemerintah. “Deadline 1 April harus pindah ke sini. Tapi lokasinya sangat tidak layak seperti ini. Katanya sudah tidak dipakai untuk TPS, tapi nyatanya juga masih dipakai,” paparnya.
Perwakilan PKL gerobak kuning kawasan city walk Solo Grand Mall, Guyeng Hartawan, meminta kesediaan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo untuk menemui perwakilan PKL gerobak kuning city walk sebelum relokasi.
“Kami mau dipindah asalkan ada solusi. Paling tidak Pak Wali mau menemui kami dulu untuk membahas persoalan ini. Kalau asal menyuruh hengkang itu sangat meyakitkan. Sampai sekarang surat permohonan solusi yang ditujukan untuk Pak Rudy dan Pak Jokowi juga belum ada tanggapan,” katanya.
Menurut lelaki yang akrab disapa Wawan ini, sepuluh hari jelang batas akhir relokasi, PKL city walk belum mendapatkan teknis untuk berjualan di kawasan tersebut. “Sampai sekarang belum ada. Kami belum tahu harus bagaimana. Makanya sebelum dipindah kami ingin ngomong-ngomong dulu dengan Pak Rudy,” ujarnya.
Kabid Pengelolaan PKL DPP Solo, Hery Mulyono, yang ditemui di sela survei bersama pedagang dan jajaran Satpol PP, mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo untuk membersihkan bakal tempat relokasi PKL gerobak kuning di Sriwedari.
“Sampah dan pembersihan daerah sini akan kami koordinasikan dengan DKP. Terkait air bersih, juga akan kami usahakan. Sementara pedagang menempati lokasi ini dulu, untuk pembangunan selter akan diusahakan paling tidak tahun depan,” jelasnya.