SUKOHARJO — Pengunjung Pasar Gawok berharap ada penataan pedagang di pasar tersebut. Hal tersebut karena pengunjung menilai penataan pedagang semrawut.
Kesemrawutan pedagang tersebut menurut warga Bendungan RT 009/ RW 003, Gunting, Wonosari, Klaten, Rian Erpatriatmoko, 24, terlihat dari banyaknya pedagang yang berjualan di jalan. Akibatnya akses jalan bagi pengunjung menjadi sempit. “Saya suka ke sini [Pasar Gawok] karena di sini komplit. Mau cari apa saja ada. Tapi kalau berkeliling [di pasar] jadi tidak nyaman, harus berdesak-desakan akibat pedagang berada di sisi kiri dan kanan jalan,” ungkap Rian kepada Esposin.
Rian mengungkapkan dia suka membeli barang-barang di pasar tersebut karena komplit dan harga murah. Selain itu, dia juga memanfaatkan pasar sebagai salah satu sarana hiburan dengan jalan berkeliling dan nongkrong bersama keluarga.
Dari pantauan Esposin, Pasar Gawok tidak bisa menampung semua penjual yang datang. Pedagang yang berjualan di pasar yang hanya beroperasi pada hari pasaran Pon dan Legi tersebut sekitar 400-an pedagang. Mulai dari pedagang barang bekas hingga pandai besi, semuanya ada di pasar tersebut.
Pedagang yang berjualan di sana tidak hanya berasal dari Sukoharjo tapi juga dari Boyolali, Klaten dan Sragen. Salah satu pedagang asal Boyolali, Joko Winarno, 27, mengungkapkan pedagang berdagang di luar pasar memilih sendiri tempat berjualan.
Sementara itu, anggota staf pengelola Pasar Gawok, Prawito, membenarkan pihaknya tidak melakukan penataan. Dia juga mengungkapkan sudah meminta pedagang masuk ke dalam pasar, namun pedagang menolak. Alasannya karena berdagang di luar lebih ramai dan pedagang juga enggan membeli los. “Pedagang yang ada di dalam [pasar] saja ada yang tidak mau membeli los. Jadi hanya membayar retribusi saja,” terang Prawito.
Walau luas pasar tidak mampu menampung pedagang, pihaknya mengaku tidak mengajukan perbaikan atau perluasan. Hal ini karena luas pasar sudah maksimal dan pasar juga tidak setiap hari digunakan untuk berjualan. lebih lanjut, dia mengungkapkan atap pasar banyak yang rusak karena termakan usia. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Sriyono, beberapa waktu lalu mengungkapkan pihaknya akan merenovasi pasar kaget tersebut pada 2014 mendatang.