Esposin, SOLO--Pembangunan gedung parkir sistem bongkar pasang (knock down) di Kota Bengawan bakal memanfaatkan material baja dengan teknologi konstruksi dari Jepang. Pembangunan gedung parkir dengan sistem bongkar pasang ini diproyeksi hanya butuh waktu sebulan.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, saat ditemui Esposin di kantornya, Jumat (22/4/2016).
“Kontruksi baja yang dipakai buatan Jepang. Panjang, lebar, dan tebal material nanti sudah disiapkan dari pabriknya. Jadi sampai di sini tinggal dipasang dan diberi baut. Pengerjaan tambahan paling membutuhkan cor untuk konstruksi tiang penyangga,” terangnya.
Herman, sapaan akrabnya, menjelaskan total waktu pembangunan gedung parkir untuk ketinggian dua sampai dengan empat lantai diproyeksi memakan waktu satu hingga dua bulan. “Satu bulan saja pengerjaannya. Maksimal dua bulan pasti kelar,” katanya.
Menurut Herman, gedung parkir dengan sistem bongkar pasang sudah diterapkan di beberapa kota besar di Indonesia. “Sudah dipakai di Jakarta. Tapi memang belum banyak yang menggunakan sistem ini. Padahal cukup efisien. Tinggal menyiapkan lahan dan merakit saja,” tuturnya.
Disinggung soal konsep gedung parkir di Solo nanti dengan gedung parkir di Malioboro, Herman menjelaskan ada sedikit perbedaan. “Materialnya memang sama. Tapi di Jogja itu permanen. Di sini dibuat yang bongkar pasang supaya kalau dibutuhkan di tempat lain, sewaktu-waktu bisa dipindah atau digeser ke tempat lain,” jelasnya.
Dia memastikan tahun ini Pemkot membangun dua gedung parkir dengan sistem bongkar pasang. Sedangkan tahun depan, ditambah di tiga lokasi lain di antaranya RSUD Ngipang, di atas Kali Pepe yang terintegrasi dengan Taman Parkir Loji Wetan, serta Balai Kota Solo. “Ke depan arahan Pemkot menyasar ke lokasi strategis yang mengalami krisis lahan parkir seperti Singosaren,” bebernya.