Esposin, SOLO--Kalangan legislatif menolak wacana pembangunan gedung parkir di kawasan Pasar Gede. DPRD menilai proyek tersebut rawan mengganggu eksistensi pasar yang notabene situs dan bangunan cagar budaya (BCB).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Anggota Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Suharsono, tegas menolak pembangunan gedung parkir yang rencananya didirikan di utara Pasar Gede sisi timur. Menurut Suharsono, kebijakan itu rentan merusak kawasan cagar budaya di pasar karya Thomas Karsten tersebut.
“Kami tidak sepakat dengan wacana Pemkot. Kami khawatir pembangunan gedung parkir akan merusak struktur BCB di Pasar Gede,” ujarnya kepada wartawan di DPRD, Rabu (20/1/2016).
Ketua Komisi II DPRD, Y.F. Sukasno, meminta Pemkot berhati-hati dalam melontarkan wacana pembangunan gedung parkir di Pasar Gede. Sukasno menegaskan perlu kajian mendalam yang melibatkan stakeholder sebelum menyeriusi sebuah kebijakan.
Menurut dia, pembangunan gedung parkir riskan mengganggu eksistensi BCB di kawasan Pasar Gede. “Mencari solusi parkir oke, tapi harus cermat. Jangan parsial yang akhirnya cuma mengorbankan BCB yang ada,” ujarnya.
Sukasno mengatakan Pasar Gede bersama Benteng Vastenburg dan Keraton Solo merupakan segitiga budaya yang memiliki harmonisasi kultural. Dia menilai pembangunan gedung parkir akan memengaruhi tata kota berikut perilaku masyarakat di sekitar kawasan. Sukasno menyayangkan segi sosiologis dan historis cenderung ditinggalkan dalam wacana pembangunan gedung parkir.
“Kami khawatir kawasan di sana malah tambah ruwet dengan tambahan bangunan. Kalau solusi parkir hanya dengan membangun gedung parkir ya tidak ada habisnya.”
Sukasno mendorong Pemkot mengoptimalkan dulu lahan parkir yang sudah ada sembari menyerap aspirasi warga terdampak. Dia tak ingin infrastruktur parkir itu nantinya tidak optimal seperti taman parkir Jl. Mayor Kusmanto.
“Kami segera memanggil SKPD terkait untuk menjelaskan detail rencana pembangunan,” kata dia.
Wakil Ketua DPRD, Abdul Ghofar Ismail, mendesak ada pendalaman proyek sebelum melangkah lebih jauh. Ghofar mencium sebagian kajian pembangunan cenderung mengikuti kehendak pembuat kebijakan.
“Kajiannya untuk mendukung maksud tertentu. Mestinya kajian yang dilakukan fair dan menyeluruh,” ujarnya.
Ghofar mengatakan selama ini banyak ide yang dilontarkan untuk mengatasi masalah parkir dan kemacetan. Dia berharap terobosan dan inovasi lebih berdampak jangka panjang. “Jangan hanya tambal sulam.”