Esposin, SOLO--Sebagian besar bangunan di sepanjang kawasan bisnis Jl. dr. Radjiman mulai dari Pasar Klewer sampai bunderan Baron tidak memiliki lahan parkir mandiri. Pembangunan koridor atau ruang pejalan kaki tanpa antisipasi di kawasan pusat bisnis tersebut dikhawatirkan memantik kemacetan lalu lintas.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Setiap ruas jalan pusat bisnis Jl. Radjiman itu yang punya lahan parkir mandiri memadai hanya satu atau dua saja. Kurang dari 10% kira-kira [yang punya lahan parkir memadai]. Padahal di sana juga ada tiga gedung pertemuan. Kebanyakan tidak punya lahan parkir memadai,” kata M. Usman, Kepala UPTD Perparkiran Dishubkominfo Solo, saat ditemui Esposin di kantornya, Jumat (12/8/2016).
Usman mengatakan rencana penataan koridor di sepanjang Jl. Radjiman secara bertahap membutuhkan pembangunan gedung parkir baru. Dia menyebutkan saat ini pemerintah baru menyusun solusi relokasi parkir dari pembangunan koridor Jl. dr. Radjiman ruas perempatan toko Kilat sampai perempatan Singosaren dan Jl. Gatot Subroto ruas perempatan Singosaren sampai perempatan Ngarsopuro.
“Untuk parkir di seputar Singosaren, kami sampaikan rekomendasi pembangunan gedung parkir di atas jalan sebelah barat Plaza Singosaren. Nantinya ada gedung parkir knock down empat lantai di atas jalan. Semua sepeda motor di sekitar koridor akan diarahkan naik ke sana. Lalu lintas di bawah masih bisa digunakan untuk beraktivitas seperti biasa,” jelasnya.
Sedangkan untuk penataan parkir mobil pascapembangunan koridor Jl. dr. Radjiman ruas perempatan toko Kilat sampai perempatan Singosaren dan Jl. Gatot Subroto ruas perempatan Singosaren sampai perempatan Ngarsopuro, dia mengutarakan akan mengganti sudut parkir dari 30 derajat menjadi nol derajat atau paralel.
“Untuk mobil sudut parkir kami ganti dari miring menjadi nol derajat. Itu konsekuensi dari pemangkasan lahan parkir. Kalau tetap tidak cukup, kendaraan kami arahkan naik ke gedung parkir Plaza Singosaren,” bebernya.
Dikatakan Usman, pembangunan gedung parkir di sebelah barat gedung Plaza Singosaren belum dianggarkan dalam APBD 2016. “Kemungkinan penyusunan DED baru diusulkan di APBD-P. Itu cukup mendesak karena pembangunan koridor sudah berjalan tahun ini,” kata dia.
Disinggung rencana lanjutan penataan koridor Jl. dr. Radjiman ruas perempatan Singosaren sampai perempatan Baron, Usman mengatakan dibutuhkan kajian analisis mengenai dampak lalu lintas di kawasan tersebut. “Harus dibuat kajian andalalin-nya dulu. Dampaknya pasti cukup tinggi bagi pelaku usaha jika lahan parkir dipangkas. Kami juga perlu mempertimbangkan hal itu.”