Esposin, SUKOHARJO — Warga Dukuh Karnosari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, menyesalkan tak jelasnya proyek normalisasi Kali Langsur setelah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) memastikan tidak memasukkan itu dalam program kerja mereka. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo pun tidak menganggarkan dana pendampingan proyek penanggulangan bencana tersebut pada APBD tahun ini.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Padahal, warga menilai Kali Langsur perlu segera dinormalisasi karena selalu menyebabkan banjir saat hujan deras tiba. Ketua RT 001/RW 010 Dukuh Karnosari, Paridi, mengaku hujan lebat kerap membuat air Kali Langsur meluap dan menggenangi rumah warga. Luapan air Kali Langsur juga menggenangi sawah dan menyebabkan petani harus tiga kali gagal panen karena sawah mereka tidak bisa ditanami.
“Kami tidak mengharapkan bantuan datang setiap kali banjir, kami hanya menginginkan Pemkab segera melakukan normalisasi [Kali Langsur],” ungkapnya kepada Esposin, Senin (2/3/2015).
Menurut salah satu pegawai Kelurahan Sukoharjo, Winarsih, Kali Langsur kerap dijadikan tempat membuang sampah warga. Selain itu, banyak warga yang membuang batang bambu ke sungai.
Kurangnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai ini juga mengakibatkan aliran Kali Langsur tidak lancar karena banyak sampah. Lebih lanjut, Winarsih mengatakan warga di sekitar Kali Langsur sebenarnya bersedia di relokasi sepanjang pembebasan lahan tidak merugikan mereka. Sementara itu, Pemkab hanya bersedia melakukan ganti rugi tanah warga sesuai nilai jual objek pajak (NJOP).
Selain Dukuh Karnosari, dukuh lain di Kelurahan Sukoharjo yang kerap terkena banjir akibat meluapnya Kali Langsur adalah Dukuh Klaseman, Dukuh Seyegan, Dukuh Trosemen, Dukuh Gawangan, Dukuh Langsur, Dukuh Krajan, Dukuh Ngentak, dan Dukuh Curidan.