Esposin, BOYOLALI -- Seorang pembalap muda asal Dukuh Bakalan, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Boyolali, Wahyu Nugroho, terpilih untuk mengikuti program VR46 Yamaha Mastercamp di Ranch VR46 milik Valentino Rossi di Tavullia, Italia.
Dalam program yang berlangsung selama sepekan pada 6-13 Agustus itu, Wahyu bakal menimba ilmu bersama beberapa pembalap muda Yamaha lainnya dari berbagai negara di kamp VR46 Riders Academy.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kepada Esposin melalui sambungan telepon, Senin (29/7/2024), Wahyu menceritakan sebelum akhirnya bisa berangkat pada 2024 ini, ia telah tiga kali gagal berangkat ke program tersebut.
Ia awalnya dijadwalkan berangkat pada 2020, akan tetapi karena Covid-19 harus ditunda. Wahyu menjelaskan ada tiga kali kesempatan akan tetapi selalu tertunda karena Covid-19.
Pria 21 tahun tersebut mengatakan tidak ada persiapan khusus karena ia ke Italia dalam rangka belajar, bukan balapan. Keberangkatannya merupakan kerja sama Yamaha Racing Indonesia dengan VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi. “Di sana kan saya memang untuk belajar dan mencari pengalaman. Sehingga, persiapannya hanya persiapan diri ke sana,” ungkapnya.
Pemuda yang berulang tahun pada 14 Januari tersebut menjelaskan awalnya ia mengenal dunia balap dari sang kakak yang juga freestyler sepeda motor, Wawan Tembong. Sang kakak mengajaknya ke berbagai agenda riding freestyle termasuk mengikuti latihan, salah satunya di Manahan, Solo.
Ia awalnya juga mengikuti freestyle sepeda motor seperti sang kakak sejak kecil. Lalu, pada 2016, Wahyu mendapat tawaran mencoba dunia balap. Pada 2017, ia membalap dengan tim privater dan baru pada 2018 ia ditawari bergabung dengan Yamaha. Wahyu menerima tawaran tersebut.
Bikin Bangga Kampung Halaman
“Kalau dukungan dari kakak sih, kakak memang main sepeda motor. Jadi ya didukung penuh oleh kakak, pokoknya kakak yang mencarikan jalan. Kalau almarhum orang tua cuma sebatas mendoakan, itu pasti, kakak yang dukung sekali dan mempunyai peran besar,” kata dia.
Wahyu menceritakan awalnya dia tidak menyukai dunia sepeda motor, akan tetapi kakaknya selalu memintanya menemani beraktivitas dan latihan. “Main sepeda motor ya hanya di tempat latihan, bukan di jalanan,” kata dia.
Selama malang melintang di dunia balap sepeda motor, Wahyu telah beberapa kali naik podium. Beberapa di antaranya juara region Motoprix se-Jawa 2018. Wahyu juga pernah naik podium ketiga di Kejuaraan Asia ARRC 2020, dan masih banyak prestasi lain.
Sementara itu, salah satu perangkat Desa Tanduk, Ampel, Boyolali, yang juga tetangga Wahyu, Joko Utomo, mengaku bangga karena anak muda dari wilayahnya memiliki prestasi hingga tingkat internasional.
Joko melihat keseharian Wahyu saat di rumah sama seperti pemuda lain. Wahyu juga aktif di berbagai kegiatan karang taruna, remaja masjid, dan gotong royong desa.
Ia menceritakan Wahyu adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya adalah freestyler Wawan Tembong dan kakak keduanya seorang perempuan. “Kalau latihan balap kapan saya kurang paham, tapi latihannya pasti di luar kampung seperti di Sirkuit Boyolali dan Solo,” jelas dia.
Joko mengingat betul Wahyu sejak kecil sering ikut sang kakak, Wawan Tembong, untuk latihan freestyle. “Harapannya semoga Mas Wahyu bisa memberikan yang terbaik lalu mencapai prestasi setinggi-tingginya. Sehingga nantinya dapat mengangkat nama baik desa dan tempat kelahirannya,” kata dia.