Esposin, SOLO — Pemanfaatan Bendung Karet Tirtonadi Solo sebagai destinasi wisata tak akan mengganggu fungsi utamanya sebagai pengendali banjir di Kota Bengawan.
Wisata air di bendung itu hanya ikutan sehingga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo tak berencana menggelar event maupun kegiatan di sana. Hal itu diungkapkan Kepala DPUPR Kota Solo, Endah Sitaresmi.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Bendung Tirtonadi belum diserahkan ke Pemkot, pengelolaan masih di tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dirjen Sumber Daya Air. Kemarin sempat ada sliding di sisi utara, sehingga perlu perkuatan kontruksi," kata dia, kepada "Meskipun sudah jadi, kami tidak menginformasikan bendung itu terbuka atau boleh digunakan untuk umum dan sebagainya. Tidak ada event atau acara di sana. Tapi kalau masyarakat umum mau datang untuk menikmati suasana, ya silakan saja,” tambah Sita. Sita mengatakan sampai saat ini Bendung Tirtonadi Solo juga belum diresmikan. Peresmian diperkirakan bersamaan dengan Stadion Manahan dan Jembatan Keris serta menunggu jadwal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Sepertinya bersamaan, ketiga proyek itu bersumber dana dari Kementerian PUPR, Stadion Manahan punya Cipta Karya, Bendung Tirtonadi oleh Dirjen SDA, dan Jembatan Keris itu Bina Marga,” ucap Sita, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) memberi catatan agar aktivitas wisata di Bendung Tirtonadi tidak mengganggu fungsi utama bangunan tersebut. Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWBS Heriyantono Waluyadi menjelaskan bangunan tersebut sejak awal didesain sebagai lokasi tampungan air. "Jadi saat musim hujan elevasi air di sungai-sungai di bawahnya bisa terjaga. Selain itu, saat kemarau, air dari bendung karet juga bisa digunakan untuk menggelontor Kali Pepe,” kata dia.
Awal tahun ini, pihaknya menyerahkan pengelolaan sejumlah pintu air kepada Pemkot Solo. Sementara untuk Bendung Tirtonadi, penyerahan hanya untuk operasional lanskap kawasan. “Bendung Tirtonadi adalah bangunan vital, jadi perlu monitoring secara rutin. Namun untuk lanskap di sekitarnya, termasuk Taman Tirtonadi, dan kebersihan diserahkan kepada Pemkot,” tandas Heriyantono.