Esposin, SOLO — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo mengajukan bantuan anggaran ke Pemerintah Pusat untuk pembangunan Pasar Ayam Semanggi. Nilai anggaran yang diajukan melalui Kementerian Pertanian mencapai nilai Rp100 miliar.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Menurut Kepala Disdag Boyolali, Subagiyo, upaya mendapatkan bantuan anggaran untuk pembangunan Pasar Ayam Semanggi sudah mulai dipikirkan agar rencana merevitalisasi pasar hewan di Silir Semanggi itu bisa terealisasi.
Meskipun demikian, Disdag belum berani bicara kepastian waktu. Dua opsi yakni membangun dengan merelokasi pasar atau merevitalisasi dengan tetap berada di Silir, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, masih dibahas di tataran Pemkot Solo.
“Namun ini sudah kami ikhtiarkan. Seperti diketahui kondisi pasar ayam kan sudah seperti itu, masalah limbah, pencemaran lingkungan termasuk kondisi bangunan sudah sangat memprihatinkan. Mau dipindah atau tetap di sana, kami sudah mulai upayakan dengan mengajukan anggaran ke APBN,” kata Subagiyo, saat berbincang dengan
Anggaran sekitar Rp100 miliar diajukan untuk perbaikan pengelolaan limbah, perbaikan desain bangunan pasar, perbaikan sistem drainase pasar, termasuk perlindungan kesehatan lingkungan.
“Di sana memang faktanya seperti itu, pasar sudah sangat tidak sehat. Upaya revitalisasi ini tentu bertujuan mewujudkan pasar yang sehat, ramah lingkungan,bersih, dan tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitarnya,” papar Subagiyo.
Sementara itu, pada APBD 2018 Disdag sempat mengajukan anggaran untuk pembangunan pasar darurat Pasar Ayam Semanggi senilai Rp1 miliar.
“Tapi kemarin yang Rp1 miliar ini belum disetujui juga oleh DPRD, karena dana dari APBN ini [Rp100 miliar] belum ada kepastian,” kata Subagiyo.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menjelaskan pada saat tahap pembahasan, DPRD meminta anggaran untuk pasar darurat Pasar Ayam Semanggi senilai Rp1 miliar itu dicoret terlebih dahulu karena belum ada kepastian kucuran dana dari APBN.
“Waktu itu memang ada upaya efisiensi karena DAU tahun berkurang sangat signifikan. Meskipun Disdag sudah mengajukan dana ke APBN, tapi kan belum fix, mereka belum bisa memastikan anggaran itu bakal disetujui atau tidak. Jadi, untuk alokasi pasar darurat yang anggaran dari APBN-nya belum fix, kami minta cancel dulu waktu itu,” ujar Sugeng.