Solo (Espos)--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akhirnya tetap melanjutkan revitalisasi kawasan Sriwedari, kendati sengketa atas hak pakai (HP) lahan tersebut belum rampung.
Revitalisasi yang menelan dana sekitar Rp 950 juta tersebut diarahkan untuk membangun panggung, taman dan kelengkapan lighting di depan gapura Sriwedari.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Menurut Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Solo, Anung Indro Susanto, kendati sengketa Sriwedari belum tuntas, bukan berarti Pemkot Solo mengabaikan Sriwedari. Pemkot harus tetap memelihara dan merawat kawasan Sriwedari karena kawasan tersebut merupakan ruang publik sekaligus kebanggaan masyarakat Solo.
"Ya, dari APBD Kota dianggarkan untuk pembuatan taman di bagian depan Sriwedari, tetapnya di depan gapura. Walaupun sengketa, bukan berarti kita tidak peduli. Soal kapan pembangunannya itu Dinas Tata Ruang Kota (DTRK-red) yang lebih tahu," jelas Anung, saat ditemui wartawan, di Balaikota, Rabu (9/12).
Informasi yang dihimpun dari DTRK Solo, revitalisasi lanjut Sriwedari itu ditujukan untuk lebih mendukung Sriwedari sebagai ruang publik yang sarat nilai budaya. Rencananya, di depan gapura akan dibangun panggung yang sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan masyarakat Solo untuk kegiatan budaya. Panggung itu akan dilengkapi peralatan untuk lighting.
Selain itu, sejumlah vegetasi juga bakal ditanam di sisi luar pagar. "Vegetasi yang dipilih adalah jenis tanaman yang menjulang, sehingga tidak akan mengurangi estetika gapura Sriwedari," jelas Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Cagar Budaya, DTRK Solo, Arif Nurhadi, sembari menambahkan revitalisasi total Sriwedari membutuhkan anggaran sekitar Rp 50 miliar-Rp 70 miliar.
tsa